TEMPO.CO, Bangkalan - Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Fauzan Djakfar, membantah tudingan sejumlah lembaga di Jakarta yang menyebutnya terlibat dalam menekan ratusan kepala desa agar memenangkan pasanga calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, pada pemilu presiden 9 Juli lalu. "Tudingan tidak berdasar dan mengada-ngada," kata Fauzan, Kamis, 17 Juli 2014.
Menurut dia, struktur kelembagaan KPU sangat tidak memungkinkan menekan atau mempengaruhi kepala desa. Apalagi, ujar Fauzan, mayoritas kepala desa di Bangkalan ahli Carok. "Saya ini siapa? Kenapa saya harus menekan kepala desa? Makanya, tudingan mereka itu aneh," tuturnya.
Fauzan menyatakan, jika tudingan tersebut berdasarkan hasil investigasi, dia menantang agar dilaporkan kepada lembaga berwenang untuk menguji keakuratan hasil investigasi soal pemilihan presiden di Bangkalan. "Kalau dibawa ke ranah hukum, saya siap, supaya terbukti siapa yang benar."
Soal kedekatannya dengan mantan Bupati Bangkalan yang juga tim sukses Prabowo-Hatta, Fuad Amin Imron, Fauzan mengaku hanya sebatas kedekatan yang wajar antarpejabat daerah. "Saya juga mau tanya, mereka yang nuding itu dekat sama siapa, orangnya siapa? Pasti tidak independen," katanya.
Sebelumnya, santer diperbincangkan perolehan suara Joko Widodo-Jusuf Kalla di Bangkalan sangat kecil karena ada yang menekan ratusan kepala desa di Bangkalan agar memenangkan Prabowo-Hatta. Mereka juga menyebut nama Ketua KPU Bangkalan Fauzan Djakfar sebagai salah satu aktor yang diduga menekan para kepala desa.
MUSTHOFA BISRI
Berita Terpopuler
Istri Pimpinan ISIS Mantan Penata Rambut
Pamer Busana Muslimah, Syahrini Di-Bully Netizen
Beredar Video PPS Rusak Surat Suara di Sukoharjo
Kiper Oblak Bergabung ke Atletico Madrid