TEMPO.CO, Sukoharjo - Hasil pemilihan umum ulang di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 1 di Desa Dukuh, Kecamatan Mojolaban, kembali memenangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan perolehan 351 suara. Sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya mampu meraih 102 suara. (Baca di sini: Surat Suara Dirusak, TPS di Sukoharjo Coblos Ulang)
Sebelumnya, pada pemilu 9 Juli kemarin, pasangan Jokowi-Kall menang di TPS ini, yakni berhasil meraup 373 suara. Sedangkan Prabowo-Hatta hanya mampu mengumpulkan 83 suara. Dari data di atas, terlihat, meski Jokowi-Kalla menang, suaranya turun. (Baca: Beredar Video PPS Rusak Surat Suara di Sukoharjo)
Dalam penyelenggaran pemilu ulang ini, minat pemilih juga turun. Pemilu ulang hari ini diikuti 458 pemilih. Sedangkan jumlah pemilih yang mencoblos pada 9 Juli lalu mencapai 490. (Baca: Tim Prabowo Desak Coblos Ulang 400 TPS di Jakbar)
Meski demikian, Ketua Komisi Pemilihan Umum Sukoharjo Kuswanto puas dengan antusiasme masyarakat. "Partisipasi masyarakat dalam pencoblosan ulang ini sangat menggembirakan," katanya, Kamis, 17 Juli 2014. Selain jumlah pemilih, jumlah surat suara rusak juga menurun. Yakni, dari 34 lembar, menjadi 5 lembar.
Isu surat suara rusak ini sempat menjadi sorotan setelah video tentang perusakan surat tersebut diunggah seorang warga desa setempat bernama Haryanto. Video yang berjudul "Kecurangan Pilpres KPPS Nakal Rusak Kertas Suara Prabowo" itu diunggah sejak lima hari lalu. Dalam video berdurasi 5 menit 35 detik tersebut terlihat anggota KPPS Kecamatan Mojolaban merusak surat suara menggunakan kuku ibu jarinya.
Anggota KPPS tersebut diduga mencoblos surat suara yang hendak dihitung di gambar pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Perlakuan itu membuat surat suara menjadi rusak lantaran sebelumnya sudah ada lubang kecil di gambar pasangan Prabowo-Hatta.
Adapun Haryanto menuturkan tak sengaja merekam adegan itu. "Kebetulan saya menyaksikan penghitungan suara dan menemukan kejanggalan itu," katanya. Dia lantas merekam aksi anggota KPPS tersebut dengan kamera di telepon genggamnya.
Hasil rekaman tersebut dibagikan kepada sejumlah rekannya. "Tapi saya tidak tahu siapa yang akhirnya mengunggah ke YouTube," ujarnya. Menurut Haryanto, dia juga telah dimintai keterangan oleh Panwaslu setempat terkait dengan rekaman itu.
Akibat aksi KPPS tersebut, Panitia Pengawas Pemilu Sukoharjo merekomendasikan pemilihan ulang. "Panwaslu menemukan indikasi pelanggaran melalui rekaman video yang diunggah di YouTube," tuturnya.
AHMAD RAFIQ
Terpopuler
Bendera Palestina Diturunkan Paksa di Singapura
AQJ Bebas dari Hukuman
Istri Pimpinan ISIS Mantan Penata Rambut
Beredar Video PPS Rusak Surat Suara di Sukoharjo
Pamer Busana Muslimah, Syahrini Di-Bully Netizen
Kiper Oblak Bergabung ke Atletico Madrid
Hanya 15 Persen Peserta SBMPTN Diterima di PTN
Obama Jadi Tuan Rumah Buka Puasa di Gedung Putih