Persepi Coret Puskaptis dan JSI dari Keanggotaan

image-gnews
Direktur Eksekutiv Puskaptis, Hussin Yasid. Tempo/Parliza Hendrawan
Direktur Eksekutiv Puskaptis, Hussin Yasid. Tempo/Parliza Hendrawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia menjatuhkan sanksi pengeluaran status keanggotaan terhadap Jaringan Suara Indonesia dan Pusat Kajian Pengembangan dan Kajian Strategis (Puskaptis). Keduaya dianggap bersalah lantaran enggan memenuhi undangan audit terkait hasil hitung cepat pemilu presiden.

"Dengan mempertimbangkan Bab 5 pasal 29-32 Persepi, maka JSI dan Puskaptis dinilai telah melanggar kode etik dan pantas dijatuhi sanksi dikeluarkan dari keanggotaan Persepi," ujar Ketua Dewan Etik Persepi, Hary Wijayanto, dalam keterangan persnya di Hotel Sari Pan Pacific, Rabu, 16 Juli 2014. (Baca: Puskaptis Tak Mau Diaudit Dewan Etik, Ini Alasannya)

Hary menjelaskan, sanksi dijatuhkan setelah Dewan Etik menggelar audit secara maraton terhadap anggota lembaganya yang menggelar hitung cepat pemilu presiden. Audit yang ditujukan terhadap sembilan lembaga itu hanya dihadiri oleh tujuh lembaga. Sementara JSI dan Puskaptis menolak hadir.

"Dengan tidak mendatangi undangan untuk presentasi, maka dua lembaga itu kami anggap tidak memiliki itikad baik untuk mempertanggungjawabkan hasil penelitian," kata Hary. Keengganan itu diakui Hary membuat Dewan Etik sulit menilai akurasi metodologi dan proses pelaksanaan hitung cepat kedua lembaga tersebut. (Baca: Ahli: Lembaga Survei Bisa Dijerat Pasal Pidana)

Tujuh lembaga yang bersedia menjalani audit adalah Center for Strategic and International Studies, Cyrus Network, SMRC, Lembaga Survei Indonesia, Indikator Politik, Populi Center, dan Polltracking Institut. Puskaptis menolak hadir dengan dalih struktur Dewan Etik terdiri dari orang-orang yang juga berperan sebagai penyelenggara polling.

Adapun JSI merespon undangan audit lewat surat jawaban "Mereka menyatakan mundur dari keanggotaan lantaran tak ingin masuk terlalu jauh dengan polemik hitung cepat dan memilih untuk menunggu hasil pleno perhitungan suara KPU. Namun surat itu tidak mempengaruhi putusan kami," kata Hary.

Menurut Hary, dalih yang disampaikan dua lembaga itu terasa janggal lantaran proses audit tidak terkait dengan proses rekapitulasi suara yang sedang dikerjakan KPU. "Proses audit tidak harus menunggu keputusan KPU, karena audit adalah domain ilmiah. Yang ingin dilihat adalah proses dan pelaksanaan survei," kata dia.

Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Hary pun menjamin proses audit berlangsung adil  dan transparan. Sebab, kata dia, dua anggota Dewan Etik yang disinyalir memiliki konflik kepentingan dengan proses audit kali ini diminta mengundurkan diri untuk sementara waktu. "Syaiful Mujani dan Burhanuddin Muhtadi tidak ikut melakukan audit," ujarnya.

Karena masalah itu, komposisi Dewan Etik menghadirkan penilai independen seperti Rustam Ibrahim, peneliti LP3ES, Yahya Umar, pakar psikometrik, dan Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah. Hanya Hamdi Muluk dan Hary Wijayanto yang berasal dari internal lembaga.

Hary menjelaskan, proses audit terhadap lembaga pelaksana hitung cepat menilai akurasi metodelogi survei mulai dari pengambilan dan penentuan sampel, proses rekapitulasi dan managemen pelaksanaan. Hasilnya, tujuh lembaga yang hadir dinyatakan sudah menerapkan kaidah penelitian.(Baca:4 Lembaga Survei Dilaporkan ke Polisi)
Anggota Dewan Etik, Hamdi Muluk, mengakui audit ini tak bisa menjangkau seluruh lembaga yang membuat hitung cepat seperti Lembaga Survei Nasional dan Lingkar Survei Indonesia. Sebab, kata dia, kedua lembaga itu tidak bernaung dibawah payung Persepi melainkan menginduk kepada Asosiasi Riset Opini Publik.

"Merekalah yang punya kewenangan mengaudit," kata dia. Yang menjadi masalah adalah lembaga survei yang tidak menginduk pada lembaga profesi seperti Indonesia Riset Center, Kompas dan Radio Republik Indonesia. Hamdi menyarankan agar Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu membentuk tim adhoc untuk menilai kinerja mereka.

RIKY FERDIANTO

Baca juga:
Relawan Jokowi-JK Temukan Penggelembungan Suara
Pertama dalam Sejarah, 2 Menteri Diperiksa KPK 
Ical Dianggap Gagal Total di Golkar
NASA: Kami Akan Temukan Kehidupan di Luar Bumi  

Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.


Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Pendukung Jokowi-JK menggunduli rambutnya saat Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.


Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Pimpinan MPR terpilih, Ketua Zulkifli Hasan bersama Wakil Ketua (kiri-kanan) Hidayat Nur Wahid, H. Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan dan Oesman Sapta Odang berfoto bersama pada Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Nusantara, Jakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.


Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Jokowi. ANTARA/Rosa Panggabean
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.