TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Pemilihan Umum bakal mengumumkan nasib Fahri Hamzah hari ini, Jumat, 4 Juli 2014. Bawaslu akan menentukan ada-tidaknya pelanggaran yang dilakukan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera itu atas kicauannya di sosial media Twitter pada 27 Juni lalu.
Anggota Bawaslu Nelson Simanjuntak mengatakan lembaganya beserta Kejaksaan dan Kepolisian--tergabung dalam Sentra Penegakan Hukum Terpadu—telah meminta keterangan sejumlah pihak, termasuk Fahri, pada Kamis lalu. ”Kami akan lihat sesuai dengan fakta-fakta dan keterangan para pihak,” kata Nelson, Kamis malam, 3 Juli 2014. ”Hasilnya, Jumat ini diumumkan.”
Adapun pihak yang sudah dimintai keterangan Bawaslu adalah tim advokasi calon pasangan presiden nomor urut 2, Joko Widodo-Jusuf Kalla, sebagai pelapor, dan Fahri Hamzah sebagai terlapor. Pada Rabu lalu, tim advokasi Joko Widodo sudah dimintai klarifikasi oleh Bawaslu, sedangkan Fahri dimintai konfirmasi keesokan harinya. (Baca: Jokowi Terganggu Ejekan 'Sinting' Fahri Hamzah)
Ini bermula dari cuitan Fahri melalui akun Twitternya, @fahrihamzah pada 27 Juni 2014 sekitar pukul 10.40 WIB. Bunyinya, "Jokowi janji 1 Muharram hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!" kicau Fahri. Kicauan itu menanggapi janji calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo—sering disebut Jokowi—atas tuntutan santri di Pondok Pesantren Babussalam, Banjarejo, Malang, Jawa Timur, yang ingin menjadikan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional. (Baca: Pesantren Lirboyo Dukung Penetapan Hari Santri)
Tim advokasi Joko Widodo-Jusuf Kalla menilai kicauan Fahri melukai seluruh hati santri. Ketua tim advokasi, Mixil Munir, mengatakan santri memiliki budaya di tingkatan lokal dalam merayakan tahun baru Hijriah itu. (Baca: Laskar Santri Sulawesi Selatan Kecam Fahri Hamzah) Ia menilai pernyataan Fahri itu sebagai ahistoris. ”Ada jutaan santri yang kecewa dengan pernyataan Fahri,” kata Munir. (Baca: Demo Cuitan Fachri Hamzah di PKS Jember Ricuh)
Fahri mengatakan dirinya tak bermaksud mengejek Jokowi secara personal. ”Bukan kepada individu, tapi janji yang dibuatnya,” ujarnya. Menurut dia, ucapan 'sinting' adalah istilah slang atau ucapan informal anak muda zaman sekarang. ”Bukan menghina, tapi mengkritisi janji-janji Jokowi." Fahri hanya khawatir andai janji 1 Muharam sebagai Hari Santri tak bisa dipenuhi Jokowi.
Saat dimintai klarifikasi, kata Fahri, Bawaslu hanya mengajukan pertanyaan tanpa memberi tanggapan atau kesimpulan. ”Yang pasti, saya merasa tak bersalah atas apa yang saya cuitkan,” kata dia. Fahri menampik jika dirinya dianggap menyakiti jutaan santri di Indonesia. Dia mengatakan bahwa dirinya seorang santri dan juga mendirikan beberapa pesantren. ”Mana mungkin santri yang mendirikan pesantren dianggap anti-santri dan kiai,” kata dia.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Korupsi Haji | Tragedi JIS | Piala Dunia 2014
Berita terpopuler lainnya:
Ahok Ditolak Masuk ke Masjid di Jakarta
Menteri Hidayat Usul Pajak Tas Hermes Dihapus
Barcelona Siapkan Rp 1,4 Triliun untuk Rekrut Suarez
Pemerintah Ogah Layani Gugatan Newmont