TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Jusuf Kalla tak percaya dengan klaim sejumlah petinggi Partai Demokrat yang menyatakan mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. "Kalau yang mendukung SBY, baru saya percaya," kata Kalla saat tiba di kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Selasa siang, 1 Juli 2014.
Namun, jika Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi menyatakan Demokrat bergabung ke koalisi Prabowo-Hatta, tutur Kalla, hal itu bakal memunculkan dilema. Sebab, ujar Kalla, SBY merupakan salah satu anggota Dewan Kehormatan Perwira yang mendukung pemecatan Prabowo.
"Tiba-tiba dukung jadi panglima tertinggi, bagaimana pula SBY nanti. Ramai nanti negeri ini," tutur pria asal Sulawesi Selatan itu. Para petinggi Demokrat yang merapat ke kubu Prabowo-Hatta antara lain Marzuki Alie, Edi Baskoro Yudhoyono, Sjarifuddin Hasan, dan Jero Wacik.
Namun tak sedikit petinggi partai berlambang Mercy tersebut merapat ke poros Joko Widodo-Jusuf Kalla. Di antaranya adalah T.B. Silalahi, Suadi Marasabessy, Ruhut Sitompul, dan Hayono Isman. (Baca: Ini Alasan Ruhut Dukung Jokowi-JK)
Pasa Senin, 30 Juni 2014, Ketua Harian Partai Demokrat Syariefuddin Hasan mengatakan dukungan resmi partainya untuk pasangan Prabowo-Hatta telah mendapat restu Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono. Atas restu itu, menurut Syarief, seluruh petinggi Demokrat berkumpul menyampaikan dukungan resmi partai untuk pasangan calon presiden nomor urut 1.
"Di Partai Demokrat itu semuanya terstruktur, mekanismenya jelas, dan semuanya dalam satu kontrol dari ketua umum," kata Syarief Hasan di kantor Dewan Pimpinan Pusat Demokrat, Jakarta.
SINGGIH SOARES
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Korupsi Haji | Tragedi JIS | Piala Dunia 2014
Berita terpopuler lainnya:
Buruh Prabowo Tagih Tunggakan 6 Bulan Gaji
Polisi Galau Tentukan Pelanggaran Obor Rakyat
Bos Adhi Karya Akui Alirkan Dana ke Anas