TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi, meminta Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh melakukan "serangan udara". "Kami ingin serangan udara ini jangan nunggu waktu lagi. Sore ini harus sudah mulai," kata Jokowi di kantor pusat Partai NasDem, Jakarta, Jumat, 2 Mei 2014.
Secara pribadi, Jokowi meminta pemilik salah satu stasiun televisi swasta itu lebih gencar melalukan serangan udara sehubungan dengan semakin dekatnya pemilihan presiden 9 Juli mendatang. Serangan udara yang dimaksud Jokowi adalah iklan di stasiun televisi milik Surya Paloh. "Yang ini permintan, ya, Bang Surya," kata Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Jokowi juga mengandalkan relawannya dari NasDem dan PDI Perjuangan untuk "serangan darat". Menurut dia, jumlah relawannya sangat banyak. "Luar biasa, relawan yang titik-titiknya tidak bisa saya hitung," katanya. "Sudah tidak ada waktu lagi. Tetapi, menurut saya, yang paling penting adalah dua hal: daratnya sudah bekerja, udaranya juga segera harus bekerja. Ada dari gerakan darat dari NasDem, ada darat dari PDIP."
Pertemuan di kantor pusat Partai NasDem ini dihadiri petinggi partai, antara lain Sekretaris Jenderal NasDem Patrice Rio Capella dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai NasDem Ferry Mursyidan Baldan. Adapun dari PDI Perjuangan hadiri Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo dan Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. (Baca juga: Pro Mega Tuding Projo Cuma Kejar Jabatan)
Pertemuan ini mengukuhkan tim pemenangan Jokowi dalam pemilihan presiden. Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh berharap tim ini bisa saling bersinergi.
Baik Jokowi maupun Surya Paloh masih merahasiakan dua nama kandidat calon wakil presiden. Namun mereka mengklaim sudah mengantongi nama calon wakil presiden yang akan mendampingi Jokowi berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak partai.
REZA ADITYA