TEMPO.CO, Jombang - Meski mayoritas kiai Nahdlatul Ulama menginginkan Mahfud Md. sebagai calon wakil presiden mendampingi calon presiden Prabowo Subianto, beberapa kiai lain juga mewacanakan koalisi alternatif untuk mengusung Mahfud sebagai capres.
Para kiai menyebutnya sebagai koalisi keempat atau koalisi alternatif dari kemungkinan tiga koalisi partai politik pengusung capres, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golongan Karya, dan Partai Gerakan Indonesia Raya. Wacana ini muncul saat pertemuan tertutup Mahfud dengan belasan kiai NU di Pondok Pesantren Aziziyah, Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Sabtu malam, 19 April 2014.
“Juga ada usulan koalisi keempat untuk (mengusung Mahfud) RI-1,” kata juru bicara para kiai, KH Salahudin Wahid, susai pertemuan semalam. Namun, menurut Gus Solah, koalisi alternatif atau koalisi keempat itu belum jelas oleh partai apa saja.
Bila wacana koalisi alternatif itu menguat, menurut Gus Solah, diharapkan tidak hanya menggalang koalisi dengan parpol-parpol berbasis Islam. “Secara pribadi, saya tidak condong kalau hanya dengan parpol Islam, tapi dengan berbagai macam parpol,” ujarnya.
Koalisi itu diharapkan bisa memunculkan capres baru dari tiga capres yang sudah terliha: Jokowi, Prabowo Subianto, dan Aburizal Bakrie. “Koalisi yang bisa memunculkan tokoh (capres) baru dari tiga tokoh itu,” katanya.
Baca Juga:
Dalam pertemuan di Pondok Pesantren Aziziyah, Denanyar, Jombang, Jawa Timur, itu belum ada keputusan akhir siapa pasangan Mahfud dalam pemilu presiden nanti. Namun sebagian besar para kiai lebih condong mengusung duet Prabowo-Mahfud sebagai capres dan cawapres.
Meski begitu, tidak menutup kemungkinan Mahfud akan diduetkan dengan calon lain selain Prabowo, termasuk dengan Jokowi. “Masih terbuka pada siapa pun juga, termasuk dengan Jokowi,” kata Gus Solah.
Para kiai NU rencananya akan menggelar pertemuan lanjutan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, 23 April 2014, untuk memantapkan siapa pasangan Mahfud dalam pemilu presiden nanti.
Mahfud menyambut positif suara mayoritas kiai yang ingin menduetkannya dengan Prabowo. Namun, menurut dia, itu bukan keputusan akhir. “Itu kan masih alternatif. Kita lihat dinamika di lapangan,” ujarnya.
Keinginan para kiai itu, kata Mahfud, jadi masukan baginya untuk menentukan langkah selanjutnya. “Jadi bahan bagi saya untuk menentukan langkah terakhir,” ujar bekas Ketua Mahkamah Konstitusi tersebut.
Sejumlah kiai NU yang hadir dalam pertemuan di Pondok Pesantren Aziziyah tadi malam di antaranya KH Anwar Mansur (Ponpes Lirboyo, Kediri), KH A. Nawawi Abdul Djalil (Ponpes Sidogiri, Pasuruan), KH Mas Mansur (Sidoresmo, Surabaya), Gus Abdurrohman (Ponpes Al Kautsar, Ploso, Kediri), KH Aziz Masyhuri (Ponpes Aziziyah, Denanyar, Jombang), KH Salahudin Wahid/Gus Solah (Ponpes Tebuireng, Jombang), KH Muhaimin (Bangkalan, Madura), Gus Hanif (Mranggen, Demak), KH Anwar Iskandar (Kediri), Gus Lukman (Tremas, Pacitan), Gus Ali Masyhuri (Tulangan, Sidoarjo), dan Gus Hasib Wahab (Ponpes Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang).
ISHOMUDDIN
Terpopuler:
Pro Jokowi Desak SBY Usut Kasus Wiji Thukul
6 Cerita Mengejutkan di Balik Konflik PPP
Aksi Mahasiswa ITB Tolak Jokowi Tuai Kecaman
Suryadharma Ali Dilengserkan dari Ketua Umum PPP
Dipecat, Suryadharma Konsultasi ke Maimun Zubair
Jakarta Hujan Ekstrem, Reklame, dan Pohon Tumbang