TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebanyak 400 warga yang masuk daftar pemilih tetap (DPT) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 6 Padukuhan Bulurejo, Siraman, Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul, akan melakukan pemungutan suara ulang, Minggu, 13 April 2014.
Pemungutan suara ulang itu merupakan buntut dari kisruhnya distribusi surat suara dari Komisi Pemilihan Umum Gunung Kidul saat pelaksanaan pemilu, Rabu, 9 April 2014. "Ada 400-an warga yang akan melakukan pemilu ulang Minggu," kata Ketua KPU Gunung Kidul Zaenuri Ichsan kepada Tempo, Kamis, 10 April 2014.
Zaenuri menuturkan, dari sedikitnya 1.800 DPT, hanya TPS 6 Bulurejo yang kesalahannya tak dapat diantisipasi pihaknya. Saat itu separuh dari pemilih sudah telanjur mencoblos dan menentukan pilihan, padahal surat suara ternyata diketahui tertukar di antara daerah pemilihan. "Karena yang memilih sudah telanjur banyak maka terpaksa diulang," ujarnya. (Baca: Pencoblosan di 14 TPS Subang Harus Diulang)
Meski ada pengulangan di satu TPS, menurut Zaenuri, hal itu tidak akan mengganggu proses rekapitulasi pemungutan di TPS lain. Sebab, kata dia, pengumpulan rekapitulasi ke provinsi paling lambat 24 April 2014. "Cukup dua hari untuk menyelesaikan rekapan satu TPS itu sehingga tidak akan mengganggu rekapitulasi total semua TPS," ujarnya.
Untuk dampak lain yang muncul atas insiden ini, seperti soal biaya, menurut Zaenuri, juga tak masalah. Sebab, anggaran pengadaan pemilu untuk satu TPS di Gunung Kidul cukup minim. "Tapi, untuk honor petugas di lapangan, kami akan rembuk ulang, apakah ditambah atau tidak," katanya. Satu TPS di Gunung Kidul, menurut dia, membutuhkan biaya operasional tak lebih dari Rp 1-1,5 juta.
Berdasarkan pemantauan Panitia Pengawas Pemilu Gunung Kidul di 18 kecamatan, hanya ditemukan satu kecamatan yang nyaris tanpa masalah, yakni Kecamatan Tepus.
Staf Divisi Pengawasan Panwaslu Gunung Kidul Budi Haryanto membeberkan data dari 17 kecamatan itu yang logistiknya semrawut. Dan wilayah dengan logistik paling semrawut adalah Nglipar. (Baca: 12 Persen Suara Demokrat Beralih ke PDIP dan Gerindra)
Di wilayah tersebut, sedikitnya kesediaan logistik di 12 tempat pemungutan suara (TPS) bermasalah. Kebanyakan TPS kekurangan surat suara. Misalnya, untuk DPRD provinsi kekurangan 67 surat suara, untuk DPD kurang tiga surat suara, dan untuk DPR RI kurang 32 surat suara.
Yang cukup parah adalah tingkat DPRD kabupaten/kota. Ada setidaknya tiga TPS di Kecamatan Nglipar itu yang total kekurangan surat suaranya mencapai 76 surat.
Sedangkan di kecamatan lain di Gunung Kidul yang distribusi logistiknya paling amburadul setelah Nglipar adalah Kecamatan Karangmojo. Setidaknya logistik di delapan TPS di kampung itu bermasalah. "Seperti di Bejiharjo, surat suara DPRD kabupaten tertukar dengan daerah pemilihan lain sebanyak 125 buah, meskipun akhirnya langsung diganti oleh KPU," katanya. (Baca: Curhat Pemulung: Tak Banyak Berharap dari Pemilu)
Persoalan selain surat suara, di Kecamatan Patuk, Panwaslu menemukan adanya petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) berada di bilik suara untuk membantu pemilih. "Padahal tidak ada permohonan dari pemilih," katanya.
PRIBADI WICAKSONO
Terpopuler:
Hitung Cepat Indikator: PDIP di Posisi Teratas
PDIP: Target Kami Menang Pemilu
Rhoma Irama Presiden, Ahmad Dhani Wapresnya