TEMPO.CO, Jakarta - Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Hongkong, Nurhayati, 36 tahun, antusias mengikuti pemilihan umum pada Ahad, 30 Maret 2014. Bersama beberapa teman sesama TKI, dia berangkat dari Distrik Jinwan ke Victoria Park dengan menggunakan kereta.
Nurhayati terbilang beruntung karena diberi libur majikannya sehari penuh. "Ada yang nggak dikasih libur, jadi nggak bisa nyoblos. Ada juga yang cuma libur setengah hari," kata Nurhayati saat dihubungi Tempo, Senin 31 Maret 2014.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, TKI asal Malang, Jawa Timur ini langsung menuju sisi Victoria Park yang disulap menjadi Tempat Pemungutan Suara. Dengan tertib, ratusan TKI -yang sebagian besar perempuan, mengantri untuk memasuki bilik suara. Saat menerima surat suara, Nurhayati sudah memantapkan pilihannya. "Saya pasti pilih dia," ujarnya di dalam hari.
Di dalam bilik suara, Nurhayati malah sibuk mencari wajah yang hendak dia coblos. "Kok enggak ada gambar Jokowi?" katanya. Ternyata bukan hanya Nurhayati yang kecewa. Rekan sesama pekerja rumah tangga juga tampak muram setelah keluar dari bilik suara. "Saya kira ini pemilihan presiden," ujarnya sambil tertawa. (Baca: Jokowi: Bismillah Saya Siap)
Nurhati dan sejumlah rekannya mengetahui kalau Jokowi adalah calon presiden dari PDI Perjuangan. "Kami juga memantau pemberitaan di tanah air," katanya. Apalagi, tutur Nurhayati, teman-temannya dari Jawa Tengah dan sekitarnya sering bercerita tentang Jokowi yang kini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Menurut Nurhayati, karir Jokowi bermula dari orang biasa. "Dia berangkat dari bawah," kata dia. Nurhayati dan rekan-rekannya menganggap Jokowi bisa merasakan apa yang mereka rasa sebagai wong cilik yang harus ke luar negeri untuk mencari pekerjaan. "Kami berharap, jika Jokowi menjadi presiden kami tak lagi diperbudak di luar negeri seperti ini," kata dia. "Kami, ingin bekerja di Indonesia dan bareng dengan keluarga."
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Dokter TNI AU
Berita terpopuler lainnya:
Dokter TNI AU yang Dianiaya Diajak Tutup Kasus?
Kecewa Jokowi, Pro-Mega Boikot Kampanye PDIP
KPK Soroti Fasilitas Pesawat Dipakai Kampanye SBY