TEMPO.CO, Banyuwangi - Penampilan Agus Maido, 39 tahun, jauh dari kesan formal. Berkaos oblong kuning dengan jin belel yang sobek di bagian lututnya, kakinya dibungkus sepatu kets cokelat. Ransel hitam di punggungnya terselip tongkat berbendera Partai Nasional Demokrat, setinggi kepalanya yang bertopi biru.
Sabtu siang itu, 8 Februari 2014, wajahnya penuh dengan peluh. Ia menantang terik matahari dengan berjalan kaki mengetuk satu-per satu pintu warga. Kepada si empu rumah, dia memperkenalkan diri sebagai calon legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Banyuwangi dari Partai Nasdem. Dia berada di nomor urut lima, daerah pemilihan tiga yang meliputi Kecamatan Muncar, Srono, Cluring, dan Tegaldlimo.
Mendatangi satu per satu rumah warga adalah cara Agus berkampanye. Dia melakoni aktivitas itu setiap hari sejak pukul 08.00-15.00 WIB. Sepulangnya sosialisasi, dia mangkal di dekat halte bus Srono sebagai tukang ojek. Dari ngojek, Agus mendapatkan penghasilan Rp 25 ribu sehari. Satu bulan pendapatannya hanya sekitar Rp 500 ribu-Rp 750 ribu.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Kanjuruhan, Malang, ini punya sederet pengalaman organisasi. Mulai anggota Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, lembaga bantuan hukum, dan aktif di sejumlah organisasi desa. Bahkan, pengalaman terjun ke politik praktis dimulai 2004 silam dengan menjadi Wakil Ketua PAC Partai Bintang Reformasi. Tahun 2008 dia melompat ke Partai Demokrat dengan jabatan Sekretaris DPAC. Sejak 2013 dia menjadi pengurus Divisi OKK Partai Nasdem.
Sebelum menjadi caleg Partai Nasdem, bekas Ketua Paguyuban Tukang Ojek ini sebenarnya mendaftarkan diri menjadi caleg Partai Demokrat. Namun, dia ditolak karena tak mampu menyetor uang pendaftaran. Lantaran kecewa, akhirnya dia lompat ke Partai Nasdem, yang menurut dia, tak menarik dana sepeser pun. "Saya malah disumbang beberapa atribut," kata relawan bencana alam Satgana PMI Banyuwangi ini.
Agus mengatakan akan legawa bila gagal mendapat kursi DPRD. Baginya yang terpenting adalah berbuat secara sungguh-sungguh. Malah dia merasa bangga karena bisa mendatangi satu per satu warga, berbincang tentang kebutuhan hidup mereka. "Saat ini jarang caleg mau turun langsung ke warga, apalagi dengan jalan kaki seperti saya," katanya sumringah.
IKA NINGTYAS
Berita lain:
Gadis Ini Nekat Cuit Foto Selfie Bugilnya
Hari Pers, SBY Merasa Dizalimi Media
Busway Baru Jokowi dari Cina Barang Bekas?
Demi Amankan SBY, Nelayan Bengkulu Dilarang Melaut
Arsenal Kalah, Wenger Jatuh Terpeleset