TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Charta Politica, Yunarto Widjaja, menganggap calon presiden hasil pemilu raya (pemira) Partai Keadilan Sejahtera berpeluang kecil untuk maju ke "perang" pemilihan presiden sesungguhnya pada Juli nanti. "Elektabilitas para pemenang pun rendah dibandingkan elektabilitas partai," kata dia ketika dihubungi, Selasa, 4 Februari 2014.
Meski demikian, Yunarto berpendapat, pemira PKS menunjukkan adanya dua kepentingan PKS. Pertama, kata dia, mengkonsolidasi faksi-faksi yang ada di internal PKS.
Di satu sisi ada "faksi keadilan" yang diwakili oleh Hidayat Nur Wahid. Anis Matta dianggap mewakili faksi Sejahtera. "Maka itu pemenang pemira ditunda," ujar dia.
Kepentingan kedua, ujar Yunarto, yakni mendiversifikasi isu negatif partai. Maksudnya, kata dia, agar isu negatif tersebut seimbang dengan isu positif dari pemira ini. Bekas Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq sudah divonis 16 tahun penjara karena terbukti dalam kasus suap pengurusan impor daging sapi di Kementerian Pertanian.
Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin mengumumkan tiga nama sebagai kandidat calon presiden partainya pada Sabtu malam pekan lalu. Ketiganya adalah Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid, Presiden partai Anis Matta, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Menurut Hilmi, mereka akan menjalani uji publik untuk menguji dukungan. Nantinya, tiga orang itu bakal disiapkan tim pendamping oleh Lembaga Penyiapan dan Penokohan Kader PKS.
AMRI MAHBUB
Baca juga:
Kronologi Pembunuhan Feby Lorita
Prabowo Tahu jika Anak Ahok Pengin Jadi Tentara
Bertemu Suami, Wali Kota Airin Berlinang Air Mata
Menpera Sebut Proyek 1.000 Tower Gagal karena Foke