TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan Indonesia harus menjadi teladan atau contoh apabila ingin memimpin negara-negara anggota kerja sama Selatan-Selatan. Prabowo, saat menanggapi pernyataan capres 03 Ganjar Pranowo saat sesi debat, menyebut istilah ing ngarsa sung tuladha (di depan menjadi contoh).
"Saya kok banyak setuju dengan Pak Ganjar, ya. Kalau benar masuk akal, saya setuju. Kalau ngomong, ngomong, ngomong, ya kumaha. Ya jadi leadership, apakah negara, apakah perorangan, harus dengan contoh ing ngarsa sung tuladha, kita memimpin, kita mau bawa agenda, kita mau cerita, itu cerita, omong, omon-omon, tak bisa," kata Prabowo saat debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, seperti dilansir Antara, Minggu, 7 Januari 2023.
Prabowo berujar beberapa negara anggota kerja sama Selatan-Selatan melihat ke Indonesia karena Indonesia mampu memberikan contoh dan menjadi teladan.
"Kenapa negara-negara selatan sekarang melihat ke Indonesia? Karena kita berhasil membangun ekonomi kita," kata Prabowo yang langsung disambut riuh tepuk tangan tim suksesnya.
Prabowo menambahkan, "Tidak hanya omon, omon, omon, kerjanya omon saja, enggak bisa, tidak bisa, (harus) ing ngarsa sung tuladha."
Saat menjawab pertanyaan panelis mengenai kerja sama Selatan-Selatan, dia meyakini Indonesia dapat memimpin blok itu manakala perekonomiannya kuat. Ganjar, yang menanggapi jawaban itu pun juga sepakat, kepentingan perekonomian nasional harus menjadi prioritas dalam memimpin kerja sama Selatan-Selatan.
Debat capres yang merupakan kelanjutan debat pertama pada tanggal 12 Desember 2023 dan debat kedua pada tanggal 22 Desember 2023, mengangkat isu-isu pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.
Beberapa pakar dan praktisi pertahanan diundang oleh KPU RI sebagai panelis debat malam ini, yakni Prof. Angel Damayanti (Guru Besar Bidang Keamanan Internasional Universitas Kristen Indonesia), Curie Maharani Savitri (Ahli Kajian Industri Pertahanan dan Alih Teknologi Universitas Bina Nusantara), Prof. Evi Fitriani (Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia), dan Prof. Hikmahanto Juwana (Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia).
Selain itu, I Made Andi Arsana (Ahli Aspek Geospasial Hukum Laut Universitas Gadjah Mada), Ian Montratama (Ahli Keamanan dan Pertahanan Universitas Pertamina), Irine Hiraswari Gayatri (Peneliti Pusat Riset Politik BRIN), Kusnanto Anggoro (Pakar Keamanan Universitas Pertahanan), Laksamana TNI (Purn.) Prof. Marsetio (Kepala Staf TNI Angkatan Laut Periode 2012—2014), Philips J. Vermonte (Peneliti Senior CSIS), dan Prof. Widya Setiabudi Sumadinata (Guru Besar Bidang Keamanan Global Universitas Padjajaran).
Pilihan Editor: Prabowo Ajak Anies dan Ganjar Diskusi di Luar Debat Capres