TEMPO.CO, Jakarta - Kabar bahwa calon presiden dari Koalisi Perubahan dan Persatuan, Anies Baswedan, akan didampingi oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar pada Pemilhan Presiden (Pilpres) 2024 mendapatkan reaksi keras dari netizen. Akun Partai NasDem dan Anies Baswedan di media sosial Instagram dibanjiri komentar kekecewaan.
Kabar soal terpilihnya Muhaimin sebagai cawapres pendamping Anies dihembuskan oleh Partai Demokrat pada Kamis kemarin. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, dalam keterangan tertulisnya menyatakan bahwa Anies terpaksa memilih pria yang akrab disapa Cak Imin itu.
Pasalnya, menurut dia, pemilihan Cak Imin dilakukan secara sepihak oleh Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. Riefky menyatakan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai anggota Koalisi Perubahan tak dilibatkan dalam keputusan itu.
Padahal, menurut dia, Anies sebelumnya telah memilih Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY sebagai cawapres. Riefky pun menilai langkah itu sebagai pengkhianatan.
"Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan; pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol; juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," tulis Riefky.
Akun Anies dan NasDem dibanjiri komentar
Berdasarkan pantauan Tempo, salah satu unggahan akun resmi Anies di Instagram pada Kamis kemarin, 30 Agustus 2023, dibanjiri komentar miring. Unggahan itu berisikan foto Anies dengan tulisan, "Wis Wayahe (sudah saatnya) Aktivis jadi Presiden."
Hingga berita ini ditulis unggahan tersebut mendapatkan lebih dari 4.600 komentar, jauh lebih banyak dari unggahan lainnya. Nyaris seluruh dari komentar tersebut pun bernada penolakan terhadap Muhaimin Iskandar.
Sejumlah netizen menyatakan siap mengalihkan pilihannya kepada calon presiden lain atau tidak memilih sama sekali. Sebagian dari mereka khawatir konsep perubahan yang diusung Anies tak akan terwujud karena Muhaimin dinilai sebagai orang yang getol menyuarakan keberlanjutan program-program Presiden Jokowi.
Ada juga yang meragukan jika Muhaimin akan menambah elektabilitas pasangan tersebut pada Pilpres 2024. Mereka menyarankan Anies untuk memilih tokoh Nahdlatul Ulama (NU) lainnya yang memiliki pengaruh lebih kuat.
Selanjutnya, singgung kasus kardus durian