TEMPO.CO, Jakarta - Anas Urbaningrum terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang baru. Anas resmi menggantikan I Gede Pasek Suardika yang sebelumnya menjadi Ketua Umum PKN dalam Musyawarah Nasional PKN di Jakarta, pada Jumat malam, 14 Juli 2023.
Pernyataan Anas yang paling kontroversial saat ia mempersilakan dirinya di gantung di Monas pada 9 Maret 2012. "Satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas," ujar Anas pada saat itu.
Namun kenyataan berkata lain. Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka dan dipenjara karena disebut melanggar Pasal 12 Huruf a atau Huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah menjadi UU No 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Anas kemudian divonis hukuman 8 tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider 3 bulan kurungan. Tak hanya itu, Anas juga diwajibkan membayar uang pengganti sebesar Rp57,59 miliar dan 5,26 juta dolar AS sebab terbukti melakukan tindak pidana korupsi berupa penerimaan hadiah dari sejumlah proyek pemerintah, termasuk Hambalang.
Pada April 2023, Anas keluar dari penjara dan menghirup udara bebas. Warta teranyar, Anas didapuk menjadi Ketua Umum PKN yang baru. Berikut adalah profil Anas Urbaningrum.
Profil Anas Urbaningrum
Melansir Tempo, Kamis, 30 Maret 2023, Anas Urbaningrum lahir di Blitar, 15 Juli 1969. Setelah selesai mengikuti studi Sarjana Ilmu Politik Universitas Airlangga, 1992, Anas melanjutkan studi Magister Sains Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000.
Setelah itu, dia mengambil program doktor di bidang Ilmu Politik di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Nama Anas dalam kancah politik praktis di Indonesia mulai terdengar usai dia selesai menjabat Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada 1999.
Anas bergabung dalam Tim Sebelas atau Tim Seleksi Partai Politik yang bertugas memverifikasi kelayakan data administrasi partai politik yang dapat ikut dalam pesta demokrasi tersebut. Verifikasi tersebut menghasilkan 48 partai politik yang lolos seleksi dan ikut Pemilu 1999.
Perjalanan politik Anas berlanjut ketika dua tahun berikutnya, dia dipercaya menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menyiapkan Pemilu 2004.
Anas dilantik oleh Presiden Abdurrahman Wahid dengan Ketua KPU Nazaruddin. Posisi Anas di KPU tak bertahan lama. Pada 8 Juni 2005, Anas mengundurkan diri dari KPU.
Kemudian Anas memilih bergabung dengan Partai Demokrat bentukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu, SBY baru terpilih sebagai Presiden RI ke-6 pada Pilpres 2004.
Pilihan Editor: Anas Urbaningrum Sebut PKN Belum Tentukan Arah Koalisi di Pemilu 2024
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.