BG sempat bersengketa dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia pernah ditetapkan sebagai tersangka kasus suap dan gratifikasi pada 13 Januari 2015. KPK juga mencium adanya transaksi janggal yang dilakukan BG sehingga kasus ini disebut sebagai kasus rekening gendut.
Akan tetapi BG melakukan perlawanan dengan mengajukan praperadilan dan menang. Statusnya sebagai tersangka gugur dan kemudian kasusnya dilimpahkan ke kepolisian sebelum akhirnya dihentikan karena dinilai tak memiliki bukti yang cukup.
Masalah ini membuat BG kemudian gagal menjadi Kapolri. Padahal, namanya sempat menjadi kandidat yang diajukan Jokowi ke Komisi III DPR. Meskipun sudah menjalani uji kelayakan dan kepatutan, BG tak terpilih sebagai Kapolri. Posisi itu kemudian diberikan kepada Badrodin Haiti.
Setahun berselang, nama BG sempat kembali muncul sebagai calon pengganti Badrodin yang akan pensiun. Akan tetapi, kali ini Jokowi lebih memilih Tito Karnavian. Presiden pun memberikan BG jabatan sebagai Kepala BIN sejak saat itu.
Selain menjabat sebagai Kepala BIN, BG juga tercatat sebagai Ketua Pengurus Besar E-Sport Indonesia (PB ESI).
Bersaing dengan Sandiaga Uno hingga Erick Thohir
Munculnya nama Budi Gunawan membuat bursa Cawapres pendamping Ganjar Pranowo semakin ketat. Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menyatakan bahwa dirinya telah menerima banyak nama yang disodorkan untuk mendampingi Ganjar. Hal itu diungkap Megawati usai menyambut rombongan Partai Amanat Nasional (PAN) di Kantor PDIP Jumat kemarin.
“Persoalannya, saya mikir terus karena menurut saya kok banyak amat ya yang jadi cawapres. Jadi kan saya mesti pilih dulu satu-satu,” kata Megawati.
PAN disebut mengusulkan nama Menteri BUMN Erick Thohir sebagai pendamping Ganjar. Sebelumnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memunculkan nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan imam besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Kini, nama bakal Cawapres Ganjar pun bertambah satu, Budi Gunawan.