Wijaya Karya Merugi Karena WHOOSH

Jumat, 19 Juli 2024 13:00 WIB

Iklan
image-banner

Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Agung Budi Waskito mengatakan perusahaan yang dipimpinnya merugi pada 2023 akibat proyek Kereta Cepat Jak

Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Agung Budi Waskito mengatakan perusahaan yang dipimpinnya merugi pada 2023 akibat proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung alias WHOOSH. Agung menjelaskan bahwa kerugian perseroannya disebabkan oleh penyelesaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

“Kita itu memang yang paling besar karena dalam penyelesaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Pak, yang memang dari penyertaan saja kita sudah Rp 6,1 triliun, kemudian yang masih dispute atau kita belum dibayar sekitar Rp 5,5 triliun, pak. Sehingga hampir Rp 12 triliun,” ujar Agung Budi.

Catatan kerugian Wijaya Karya:

  • 2023:  Rp 7,12 triliun
  • 2022: Rp 59,59 miliar

Penyebab Kerugian

Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito menyatakan, ada dua penyebab utama kerugian perusahaan tersebut meningkat, yakni beban bunga naik akibat perusahaan harus menerbitkan surat utang (obligasi) untuk urunan membiayai proyek Whoosh dan beban lain yang ditanggung, termasuk beban provisi dan beban administrasi dari utang WIKA

Tanggapan KCIC

Manajemen PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) menanggapi pernyataan Agung dan mengatakan proses pembangunan KCIC sudah dihitung dan sesuai alurnya. Sisi keuangan KCIC disebut sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik dan operasional Whoosh terus mengalami peningkatan. 

“Dapat kami sampaikan bahwa dalam prosesnya semua yang berkaitan dengan penagihan di KCIC, harus melalui prosedur administrasi agar semuanya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik,” kata Corporate Secretary PT KCIC, Eva Chairunisa.

Peringatan untuk Prabowo

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri, memperingatkan megaproyek yang melampaui kemampuan BUMN seperti kereta cepat dapat membuat permasalahan berlanjut di era pemerintahan Prabowo Subianto. Jika hal ini diteruskan, menurut dia, satu per satu perusahaan pelat merah akan tumbang.

“Meledak satu-satu,” kata Faisal, ditemui di sebuah hotel di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 16 Juli 2024.

KRISNA PRADIPTA | SUMBER DIOLAH TEMPO



Grafis Terkait

    Grafis terkait tidak ada