Tim Dokter AS Berhasil Transplantasi Jantung Babi ke Manusia

Ahli bedah Muhammad M. Mohiuddin, MD memimpin tim menempatkan hati babi yang dimodifikasi secara genetik ke dalam perangkat penyimpanan di laboratorium Xenotransplantasi sebelum transplantasi pada David Bennett, seorang pasien dengan penyakit jantung terminal, di University of Maryland Medical Center di Baltimore, Maryland, AS 7 Januari 2022. Tiga hari kemudian pasien dengan hati babi yang dimodifikasi secara genetik dalam operasi pertama dari jenisnya, dalam keadaan baik-baik saja. University of Maryland School of Medicine (UMSOM)/Handout via REUTERS.
Ahli bedah Muhammad M. Mohiuddin, MD memimpin tim menempatkan hati babi yang dimodifikasi secara genetik ke dalam perangkat penyimpanan di laboratorium Xenotransplantasi sebelum transplantasi pada David Bennett, seorang pasien dengan penyakit jantung terminal, di University of Maryland Medical Center di Baltimore, Maryland, AS 7 Januari 2022. Tiga hari kemudian pasien dengan hati babi yang dimodifikasi secara genetik dalam operasi pertama dari jenisnya, dalam keadaan baik-baik saja. University of Maryland School of Medicine (UMSOM)/Handout via REUTERS.

11 Januari 2022 00:00 WIB

Ahli bedah Bartley P. Griffith, MD melakukan transplantasi hati babi yang dimodifikasi secara genetik pada David Bennett, pasien dengan penyakit jantung terminal, di University of Maryland Medical Center di Baltimore, Maryland, AS 7 Januari 2022. Operasi, yang dilakukan oleh tim di University of Maryland Medicine, adalah salah satu yang pertama menunjukkan kelayakan transplantasi jantung babi-ke-manusia. University of Maryland School of Medicine (UMSOM)/Handout via REUTERS.
Ahli bedah Bartley P. Griffith, MD melakukan transplantasi hati babi yang dimodifikasi secara genetik pada David Bennett, pasien dengan penyakit jantung terminal, di University of Maryland Medical Center di Baltimore, Maryland, AS 7 Januari 2022. Operasi, yang dilakukan oleh tim di University of Maryland Medicine, adalah salah satu yang pertama menunjukkan kelayakan transplantasi jantung babi-ke-manusia. University of Maryland School of Medicine (UMSOM)/Handout via REUTERS.

11 Januari 2022 00:00 WIB

Ahli bedah Muhammad M. Mohiuddin, MD memimpin tim menempatkan hati babi yang dimodifikasi secara genetik ke dalam perangkat penyimpanan di laboratorium Xenotransplantasi sebelum transplantasi pada David Bennett, seorang pasien dengan penyakit jantung terminal, di University of Maryland Medical Center di Baltimore, Maryland, AS 7 Januari 2022. Jika terbukti berhasil, para ilmuwan berharap organ babi bisa membantu meringankan kekurangan organ donor. University of Maryland School of Medicine (UMSOM)/Handout via REUTERS.
Ahli bedah Muhammad M. Mohiuddin, MD memimpin tim menempatkan hati babi yang dimodifikasi secara genetik ke dalam perangkat penyimpanan di laboratorium Xenotransplantasi sebelum transplantasi pada David Bennett, seorang pasien dengan penyakit jantung terminal, di University of Maryland Medical Center di Baltimore, Maryland, AS 7 Januari 2022. Jika terbukti berhasil, para ilmuwan berharap organ babi bisa membantu meringankan kekurangan organ donor. University of Maryland School of Medicine (UMSOM)/Handout via REUTERS.

11 Januari 2022 00:00 WIB

Ahli bedah Bartley P. Griffith, MD melakukan transplantasi hati babi yang dimodifikasi secara genetik pada David Bennett, pasien berusia 57 tahun dengan penyakit jantung terminal, di University of Maryland Medical Center di Baltimore, Maryland, AS 7 Januari 2022. Bagi David Bennett dari Maryland yang berusia 57 tahun, transplantasi jantung adalah pilihan terakhirnya. University of Maryland School of Medicine (UMSOM)/Handout via REUTERS.
Ahli bedah Bartley P. Griffith, MD melakukan transplantasi hati babi yang dimodifikasi secara genetik pada David Bennett, pasien berusia 57 tahun dengan penyakit jantung terminal, di University of Maryland Medical Center di Baltimore, Maryland, AS 7 Januari 2022. Bagi David Bennett dari Maryland yang berusia 57 tahun, transplantasi jantung adalah pilihan terakhirnya. University of Maryland School of Medicine (UMSOM)/Handout via REUTERS.

11 Januari 2022 00:00 WIB

David Bennett, seorang pasien dengan penyakit jantung terminal, berpose dengan ahli bedah Bartley P. Griffith, MD sebelum menerima transplantasi yang sukses dari jantung babi yang dimodifikasi secara genetik di University of Maryland Medical Center di Baltimore, Maryland, AS. University of Maryland School of Medicine (UMSOM)/Handout via REUTERS.
David Bennett, seorang pasien dengan penyakit jantung terminal, berpose dengan ahli bedah Bartley P. Griffith, MD sebelum menerima transplantasi yang sukses dari jantung babi yang dimodifikasi secara genetik di University of Maryland Medical Center di Baltimore, Maryland, AS. University of Maryland School of Medicine (UMSOM)/Handout via REUTERS.

11 Januari 2022 00:00 WIB