Ilmuwan Temukan Spesies Baru 'Katak Zombie' di Amazon Utara

Ilmuwan Senckenberg bersama dengan tim internasional telah menemukan tiga spesies katak baru dari wilayah Amazon utara yang dijuluki
Ilmuwan Senckenberg bersama dengan tim internasional telah menemukan tiga spesies katak baru dari wilayah Amazon utara yang dijuluki "katak zombie". Hewan-hewan dari genus Synapturanus menghabiskan hidup mereka terkubur di bawah tanah, para peneliti berasumsi bahwa keragaman spesies genus ini dari keluarga katak bermulut sempit setidaknya enam kali lebih tinggi dari yang diketahui sebelumnya. Foto : Antonie Fouquet

13 Juli 2021 00:00 WIB

Anggota keluarga katak bermulut sempit yang biasanya kecil dan agak montok serta biasanya hidup tersembunyi di bawah tanah. Penampilannya yang berbintik oranye memang cukup aneh merupakan
Anggota keluarga katak bermulut sempit yang biasanya kecil dan agak montok serta biasanya hidup tersembunyi di bawah tanah. Penampilannya yang berbintik oranye memang cukup aneh merupakan "katak zombie" amfibi yang berukuran 40 milimeter atau 1,5 inci. Foto : Antonie Fouquet

13 Juli 2021 00:00 WIB

Katak zombiemempunyai ciri berbintik oranye yang berukuran di bawah 40 milimeter merupakan salah satu dari tiga spesies yang baru dideskripsikan yang ditemukan oleh Ernst dan tim internasional di hutan hujan tropis Guyana dan Brasil utara. Foto : Senckenberg/Hlting
Katak zombiemempunyai ciri berbintik oranye yang berukuran di bawah 40 milimeter merupakan salah satu dari tiga spesies yang baru dideskripsikan yang ditemukan oleh Ernst dan tim internasional di hutan hujan tropis Guyana dan Brasil utara. Foto : Senckenberg/Hlting

13 Juli 2021 00:00 WIB

Seorang ahli amfibi dan reptil Raffael Erns menemukan katak zombie hanya beberapa ratus meter dari sungai kecil di Bukit Mabura. Ernst telah menghabiskan dua tahun di hutan hujan Amazon di Guyana, Amerika Selatan. Foto : Raffael Ernst
Seorang ahli amfibi dan reptil Raffael Erns menemukan katak zombie hanya beberapa ratus meter dari sungai kecil di Bukit Mabura. Ernst telah menghabiskan dua tahun di hutan hujan Amazon di Guyana, Amerika Selatan. Foto : Raffael Ernst

13 Juli 2021 00:00 WIB