Untuk Apa Jokowi Bentuk Pengadilan HAM Ad Hoc?  

Reporter

Sabtu, 23 Agustus 2014 09:26 WIB

Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengacungkan tiga jari saat konferensi pers di rumah dinas Gubernur, Jakarta (21/8). Dalam Konferensi pers Jokowi mengapresiasi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak semua gugatan atas sidang sengketa perselisihan hasil pemilu presiden. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo akan segera membentuk Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) Ad Hoc untuk menyelesaikan pelanggaran kasus HAM di masa lalu. Wakil Ketua Tim Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla, Andi Widjajanto, mengatakan penyelesaian kasus HAM akan dilaksanakan meski melibatkan anggota tim transisi. (Baca: Kontras Pertanyakan Komitmen Penegakan HAM Jokowi)

Sejumlah kalangan mengkritik Jokowi lantaran salah satu Dewan Penasihat Tim Transisi, A.M. Hendropriyono, diduga melakukan pelanggaran HAM. Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan mengecam langkah Jokowi mengangkat AM Hendropriyono. (Baca: Jokowi: Wajar Ada Beda Pendapat Soal Hendropriyono)

Menurut Andi, usai pelantikan Jokowi segera menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) tentang hak asasi manusia. "Supaya proses penyelesaian pelanggaran HAM bisa segera dilaksanakan," kata Andi, di rumah dinas Joko Widodo, di Jalan Taman Suropati, Jakarta Pusat, Jumat, 22 Agustus 2014. Saat ini, kasus dugaan pelanggaran HAM di masa lalu tidak bisa diselesaikan di ranah hukum tanpa adanya Pengadilan HAM Ad Hoc. (Baca: Beredar Petisi Tolak Hendropriyono di Tim Transisi)

Atas dasar itu, Andi mengatakan Jokowi akan mengundang beberapa lembaga pegiat HAM untuk membicarakan beberapa opsi di kantor Kepresidenan usai dilantik sebagai presiden. Pertemuan itu akan membahas tentang penerbitan perppu dan tim khusus investigasi pelanggaran HAM masa lalu.

"Itu merupakan opsi yang kami tawarkan," ujar Andi. "Ini merupakan komitmen kami bahwa tak akan memberikan perlindungan prioritas. Jadi, kalau ada proses hukum lain yang mereka (lembaga pegiat HAM) tawarkan, kami akan sangat menerimanya."

Pengangkatan Hendropriyono menimbukan polemik di masyarakat dan beberapa aktivis pegiat HAM. Musababnya, Hendro diduga terlibat dalam kasus HAM di Talangsari, Lampung, dan pembunuhan Munir Said Thalib.

Direktur Eksekutif Imparsial Poenkgky Indarti menilai pengangkatan Hendropriyono bisa menjadi blunder bagi Jokowi. "Karena pada saat kampanye mereka mengungkit pelanggaran HAM Prabowo, kini mengangkat Hendropriyono," kata Poengky saat dihubungi.

REZA ADITYA




Berita Terpopuler

Kurikulum 2013 Cetak Calon Psikopat
Nazaruddin Bela Fahri Terkait Suap US$ 25 Ribu
Seusai Putusan MK, Prabowo Curhat di Facebook
Kenapa Jokowi Minta Paspampres Tak Kaku?
Jokowi Disarankan 'Pegang' SBY ketimbang Ical




Berita terkait

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

4 menit lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

27 menit lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

43 menit lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

57 menit lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

1 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

4 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

4 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

4 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

5 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

5 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya