TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, meyakini gugatan tim Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Mahkamah Konstitusi (MK) akan ditolak. “Saya yakin 100 persen ditolak,” ujar Ruhut saat dihubungi Tempo, Rabu, 13 Agustus 2014. (Baca:Tim Hukum Jokowi Percaya Diri Soal Saksi Prabowo)
Tim Prabowo-Hatta Rajasa menggugat hasil keputusan Komisi Pemilihan Umum yang menetapkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih ke Mahkamah Konstitusi. Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, pasangan Prabowo-Hatta memperoleh 62.576.444 (46,85 persen) suara dan Jokowi-JK 70.997.833 (53,15 persen) suara. MK akan memutuskan sengketa ini pada 21 Agustus mendatang.
Keyakinan Ruhut mengenai hasil gugatan tersebut diakuinya karena sudah berpengalaman di bidang hukum. “Saya pengacara profesional DPR di MK,” katanya. “Jadi, saya paham situasi MK itu seperti apa,” ujar Ruhut.
Selain itu, Ruhut juga yakin profesionalisme hakim di MK saat ini sudah lebih baik. “Terlepas dari kasus Akil Mochtar,” katanya. Semua hakim konstitusi bekerja dengan baik. “Pertanyaan yang diajukan (para hakim) juga sesuai,” kata Ruhut.
Ruhut mengatakan sulit bagi Prabowo untuk menang dalam sidang ini lantaran perbedaan jumlah suara amat jauh. “Beda sekitar 8,4 juta suara, loh,” ujarnya. Menurut dia, kecurangan yang disebut Prabowo-Hatta dilakukan secara sistematis, struktur, dan masif tidak akan ditemukan.(Baca:Mengapa Pendukung Prabowo Berani Mengancam?)
Selain itu, Ruhut mengomentari saksi tim Prabowo-Hatta Rajasa yang tidak ideal. “Enggak cocok mereka disebut saksi,” katanya. Saksi dari pasangan nomor satu itu, kata dia, tidak sesuai dengan ketentuan hukum. Kebanyakan dari saksi memberikan keterangan, tapi ternyata tidak berada di tempat kejadian. “Saksi tidak melihat secara langsung,” ujar Ruhut.
ODELIA SINAGA
Berita Terpopuler:
Rini Soemarno Bicara soal Hubungan dengan Megawati
Penyebab Hilangnya Suara Jokowi-Kalla Belum Jelas
Lima Pemain MU Ditendang, Kagawa Aman
Benarkah Megawati Ikut Memilih Tim Transisi?
5 Hal Kontroversial tentang Syahrini
SBY, Orang Paling Tepat Bantu Transisi Jokowi