TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Manajer Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas Toto Suryaningtyas membantah tudingan Rachmawati Soekarnoputri mengenai adanya manipulasi hasil hitung cepat pemilihan presiden 2014 di lembaganya. "Itu tidak benar. Kami punya semua catatan dan rekamannya," kata Toto saat dihubungi, Jumat, 1 Agustus 2014.
Toto juga membantah tudingan Rachmawati bahwa data hitung cepat pemilihan presiden yang dilakukan lembaganya menggunakan data quick count pemilihan umum kepala daerah DKI Jakarta pada 2012.
"Mungkin hanya persentasenya yang sama dan juga memenangkan Joko Widodo seperti pemilukada DKI Jakarta," ujar Toto. "Tapi di database kami semuanya tercatat, baik data hitung cepat pemilukada DKI maupun pilpres kemarin." (Baca: Kapolri: Lembaga Survei Tak Bisa Dipidanakan)
Menurut dia, saat hitung cepat pilpres lalu, lembaganya menggunakan sampel 2.000 tempat pemungutan suara (TPS) di 33 provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia. Metodologi yang digunakan, kata Toto, juga sudah sesuai dengan prinsip keilmuan yang ada.
Sampel yang diambil pun dilakukan secara acak dan tidak berdasarkan daerah yang banyak pendukung Joko Widodo. "Kalau mau cek, silakan! Kami mempunyai bukti semuanya," ujarnya.
Toto juga mengklaim lembaganya dalam melakukan hitung cepat bersifat netral dan independen. Lembaganya juga tidak dibayar oleh salah satu calon presiden sehingga kredibilitasnya cukup tinggi.
Sebelumnya Rachmawati Soekarnoputri menilai Litbang Kompas memanipulasi data saat merilis hasil hitung cepat pemilu presiden 9 Juli. Menurut dia, data quick count yang dipakai oleh Litbang Kompas merupakan data saat pemilu kepala daerah DKI Jakarta 2012.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.