Petugas kepolisian Polda Metro Jaya melakukan apel pengamanan dan simulasi pemilu 2014 di Lapangan Polda Metro Jaya Jakarta, Rabu (29/1). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Sutarman mengatakan sudah menyiapkan strategi pengamanan di kantor Komisi Pemilihan Umum pusat saat pengumuman hasil pemilu presiden pada 22 Juli 2014. Setidaknya Kapolri akan menerjunkan sekitar 22.500 personel untuk mengepung kantor KPU.
"Pengamanan akan kami bagi jadi empat ring atau lapis," kata Sutarman kepada wartawan di Balai Kartini, Jakarta, Ahad, 20 Juli 2014.
Untuk lapis pertama, Sutarman menyiapkan sejumlah personel kepolisian di dalam kantor KPU. Secara khusus, personel kepolisian tersebut tak akan mengenakan seragam, tapi pakaian preman. Tujuannya agar mereka bisa membaur dengan petugas KPU. "Selain itu, biar tak mengganggu aktivitas penghitungan suara," katanya.
Personel kepolisian berpakaian preman ini akan memantau setiap gerak-gerik di dalam kantor KPU. Jika ada perwakilan dari kedua kubu yang hendak menyulut pertikaian, mereka akan langsung menangkap dan mengamankan oknum tersebut ke luar gedung KPU.
Selanjutnya pasukan lapis kedua berada di halaman kantor KPU Pusat. Mereka disiapkan dengan mengenakan seragam lengkap. Sejumlah alat utama sistem persenjataan Polri yang berguna membubarkan kerusuhan, seperti mobil kawat berduri dan meriam air, juga disiapkan menemani personel kepolisian lapis kedua.
Untuk pengamanan polisi lapis ketiga disiagakan di sekitar Jalan Diponegoro dan Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat. Pasukan tersebut bertugas untuk menghadang arus massa yang sengaja merangsek masuk ke kantor KPU. "Pasukan pengamanan lapis keempat berada di jalan-jalan menuju Jalan Diponegoro dan Imam Bonjol. Tugasnya menghalau massa yang hendak bergerak ke KPU," kata Sutarman.
Dia yakin strategi pengamanan tersebut bakal efektif mengamankan pengumuman hasil pemilu presiden. Meski begitu, Sutarman berharap tidak akan ada kerusuhan dan pergerakan massa yang anarkistis ke arah kantor KPU. Jika sampai terjadi, Sutarman sudah menyiapkan pasukan cadangan khusus untuk membubarkan massa. "Pasukan cadangan dari TNI juga sudah siap diperbantukan," ujarnya.