Seorang demonstran dan anggota TNI berusaha menghindari kobaran api pada simulasi pengamanan hasil Pilpres di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Sabtu 19 Juli 2014. ANTARA/Novrian Arbi
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Kepolisian RI Brigadir Jenderal Boy Rafly Amar menyatakan institusinya telah menetapkan siaga I untuk mengawal proses rekapitulasi suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU), 22 Juli mendatang. “Pengamanan kantor KPU diperketat,” kata Boy melalui pesan singkat, Ahad, 20 Juli 2014. (Baca: Hari Ini Rekapitulasi Nasional Dimulai)
Menurut Boy kondisi siaga I ini sudah diberlakukan sejak 7 Juli lalu. Namun pengamanan tak terpusat di kantor KPU. Sedangkan pada rekapitulasi nasional lusa, pengamanan di kantor KPU akan lebih diutamakan. Meski begitu sejumlah objek vital juga tetap menjadi perhatian. (Baca: Genting, Pendukung Jokowi Dilarang ke KPU)
Untuk pengamanan di Jakarta pada umumnya, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Ronny Frankie Sompie mengatakan akan mengawasi pergerakan massa dari luar Jakarta yang ingin datang ke Ibu Kota. "Ada beberapa titik yang sudah kami amankan," ujar dia. (Baca: Polisi Batasi Jumlah Pemantau Rekapitulasi KPU)
Menurut Ronny, Mabes Polri telah memprediksi beberapa daerah yang menjadi asal pergerakan massa seperti Jawa Barat dan Banten. Di wilayah Jawa Barat, Mabes, kata Ronny, sudah menempatkan petugas di tujuh titik. Sedangkan di Banten pasukan ditempatkan di tiga titik. “Pasukan untuk mencegah massa agar tidak datang ke Jakarta." (Baca: KPU Ingin Masyarakat Percaya Rekapitulasi Nasional)
Rekapitulasi penghitungan suara nasional di KPU Selasa besok bakal menjadi pusat perhatian seluruh masyarakat Indonesia. Untuk memudahkan pengamanan, kedua pasangan peserta pemilihan presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla, sudah sepakat tak datang ke KPU pada Selasa lusa. “Mereka juga setuju untuk tidak mendatangkan massa ke KPU,” jelas Ronny. Kedua pasangan akan memantau rekapitulasi dari markas masing-masing.