Prabowo Subianto bersama tim koalisi Merah Putih di rumah Kertanegara, Jakarta, 9 Juli 2014. Prabowo mendeklarasikan kemenangan sementara dirinya berdasarkan hasil hitung cepat tiga lembaga survei. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra memprediksi Koalisi Merah Putih yang dibangun partai pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tak bertahan lama. Musababnya, belum ada pemenang pemilihan presiden 2014.
"Belum tentu siapa yang menang, tiba-tiba menentukan koalisi. Kalau sekiranya Prabowo menang, koalisi akan relatif bertahan untuk lima tahun mendatang. Kalau Prabowo kalah, koalisi ini hanya seumur jagung," kata Yusril ketika dihubungi, Selasa, 15 Juli 2014. Menurut dia, hanya Gerindra dan Partai Amanat Nasional yang bisa bertahan.
Menurut dia, sistem pemerintahan yang dianut Indonesia adalah presidensial, sehingga tak ada istilah koalisi ataupun oposisi pemerintah. Namun partai-partai di Indonesia sudah telanjur membangun koalisi-koalisi. "Makanya saya kritik dan tidak mau ikut-ikutan," kata mantan Menteri-Sekretaris Negara ini.
Yusril mengatakan partai di Indonesia rentan terhadap kekuasaan, terutama Golkar. Menurut dia, sejak berdiri, partai beringin tidak pernah jauh dari kekuasaan. "Pohon beringin hanya bisa tumbuh di tempat basah. Bisa mati kalau tumbuh di tempat kering-kerontang," ujarnya
Kemarin, pemimpin partai politik pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menandatangani kesepakatan kerja sama Koalisi Merah Putih di parlemen 2014-2019. Partai yang menandatangani kesepakatan ini yakni Partai Gerindra, PPP, PAN, PKS, Partai Golkar, PBB, dan Partai Demokrat. Ketua Umum PBB Malem Sambat Kaban juga turut hadir dalam acara yang digelar di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, itu.