Preseden Buruk Demokrasi dari Dinamika Politik  

Reporter

Minggu, 13 Juli 2014 14:09 WIB

Artis Rachel Maryam (kiri kedua) dan Dimas Beck (kanan kedua) bersama pendukung capres dan cawapres Prabowo Subianto - Hatta Rajasa menggelar aksi Suara Damai Untuk Negeri mengelilingi Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, 12 Juli 2014. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Demokrasi di Indonesia telah berjalan dengan sangat baik. Pelbagai perubahan ke arah "demokrasi matang" sudah banyak dilakukan. Namun ada upaya merusak tatanan demokrasi di Indonesia.

Leo Agustino, dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten, menilai dinamika politik Indonesia sebelum dan seusai pemilihan presiden kali ini akan menjadi preseden buruk bagi pendalaman demokrasi di Tanah Air. Ia punya dua alasan atas penilaiannya ini.

Pertama, ada usaha untuk mengacaukan hasil hitung cepat yang dilakukan oleh lembaga survei yang kredibel dan berintegritas. "Paling tidak, dalam perspektif saya, pengacauan hasil hitungan cepat tersebut setidaknya dilakukan oleh pollster yang rekam jejaknya belum teruji punya kredibilitas dan integritas yang baik," kata Leo.

Selain itu, ia mendapat informasi bahwa situasi ini merupakan langkah terencana yang dilakukan oleh Rob Allyn, konsultan politik AS yang berafiliasi dengan salah seorang kontestan pemilu presiden. Situasi ini tentu saja dilakukannya untuk memenangkan capres yang menyewanya.

Rob Allyn yang disebut melakukan strategi muddy the statistical waters di Indonesia sebelumnya pernah menggunakan strategi serupa dalam pemilihan presiden Meksiko. "Setidaknya ini yang saya baca informasinya dari kicauan Prof Dr Marcus Mietzner," kata Leo.(Baca : Jokowi Yakin Hasil Quick Count dan Real Count Sama )

Akibat penerapan strategi ini, yang juga menjadi alasan kedua Leo, muncul kebingungan di tengah masyarakat, terutama ihwal lembaga survei mana yang pantas dipanuti. Malangnya, rakyat Indonesia telah terbelah menjadi dua kelompok besar yang saling mengklaim kemenangan jagoan masing-masing.

Ketiga, masyarakat yang telah meyakini kemenangan jagoan Rob Allyn tentu akan "menghukum" KPU apabila hasil penghitungan manual lembaga negara itu tidak sama dengan quick count lembaga yang memenangkan capres tersebut.

Leo waswas jika situasi ini tidak segera diselesaikan. "Saya khawatir keterbelahan masyarakat yang sudah terbelah akan menjadi semakin akut. Oleh sebab itu, hal yang terbaik adalah masing-masing capres menahan diri untuk tidak berlaku berlebihan, terutama di balik layar. Sebab politik selalu menyediakan ruang bagi elite politik untuk berlaku di front maupun back stage," kata Leo.

Ia khawatir, saat ini, di front stage, elite politik Indonesia seolah-oleh tenang, tapi, di back stage, mereka melakukan aksi Machiavellian.

RINA ATMASARI




Berita Terpopuler
Soekarwo: Saya Kampanye Batin untuk Prabowo-Hatta
Siaran TV One dan Metro TV Paling Banyak Diadukan
Terduga Penyegel Kantor TVOne Diancam Dibunuh
Aliansi Perempuan Surakarta Berdoa untuk Pemilu Damai

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.

Baca Selengkapnya

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.

Baca Selengkapnya

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.

Baca Selengkapnya