SBY (kanan) berbincang dengan Jusuf Kalla. ANTARA/Yadi
TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden dari poros Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Jusuf Kalla, menanggapi positif pertemuan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kemarin. Kalla tak mengartikan pertemuan tersebut sebagai bentuk dukungan resmi SBY terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 itu. (Baca di sini: Temui SBY, Prabowo Minta Arahan)
"Seperti yang kita baca, pertemuannya singkat dan beliau hanya memberikan nasihat. Baguslah," ujar Kalla seusai latihan debat di Jalan Subang, Menteng, Jakarta, Sabtu, 5 Juli 2014. Kalla mengaku sering berkomunikasi dengan SBY, meski tidak pernah bertemu secara langsung. "Saya sering bicara dengan beliau di telepon berkali-kali," tuturnya.
Kemarin, SBY menyampaikan sejumlah pesan kepada Prabowo-Hatta dalam pertemuan di Cikeas. SBY berharap Prabowo-Hatta menyayangi semua kelompok, termasuk mereka yang tidak memilih mereka. "Karena tidak dipilih, pemimpin lantas menyimpan amarah, apalagi dendam yang tidak habis-habisnya," katanya. (Baca juga: SBY ke Prabowo: Jangan Simpan Amarah)
SBY menilai seorang pemimpin tidak perlu reaktif karena bisa memicu panasnya iklim politik. "Kalau politik panas, pemerintah tidak bisa bekerja. Kalau pemerintah tidak bekerja, yang dihasilkan tidak ada, kasihan rakyat," ujarnya. SBY menegaskan bahwa pemimpin harus mengutamakan kepentingan rakyat.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.