TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri ternyata tidak percaya sepenuhnya dengan hasil survei. "Survei itu jadi gambaran, jangan jadi pegangan," kata Megawati dalam kunjungannya ke kantor redaksi Jawa Pos, Surabaya, Jumat, 4 Juli 2014.
Ketidakpercayaan Mega terhadap survei disebabkan dua hal. Menurutnya, survei tidak pernah menggunakan responden di atas 5 ribu. "Kalau ada survei berani dengan responden 5 ribu ke atas, saya mulai berpikir," ujarnya.
Selain itu, survei selalu dilakukan di awal-awal jauh hari sebelum pemilu. Padahal dinamika pemilu sangat cepat. Mereka yang awalnya sudah menentukan pilihan bisa jadi berubah. Demikian pula mereka yang belum menentukan pilihan bisa juga akhirnya mantap memilih salah satu calon. Mega mencontohkan gerakan memilih Jokowi yang ramai ditunjukkan di Twitter #akhirnyamemilihJokowi.
Ia juga menyebut statistik bisa dibohongi kalau memasukkan faktor X. "Saya pernah diberi tahu kalau nol itu bisa berbuah jadi 8,9. Kalau misal 1 juta terus jadi 1.999.999 kan bahaya," ujarnya.
Karenanya, Mega tidak terlalu menjadikan hasil survei sebagai acuan. Meski pihaknya juga melakukan survei internal. Tapi hal terpenting yang menurutnya harus dilakukan seluruh jajaran PDIP dan relawan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla adalah bekerja ngebut sampai hari akhir dan berdoa.
Mantan Presiden RI ini juga mengatakan Indonesia saat ini sebenarnya mencari pemimpin, sedangkan presiden dan wakil presiden hanyalah jabatan. "Sebenarnya Indonesia ini cari pemimpin yang jabatannya presiden dan wakil presiden," ujarnya.
Ia berkeyakinan Jokowi-JK adalah pemimpin yang dipilih rakyat. Pihaknya akan diminta untuk menggenjot agar selisih yang terjadi bisa lebih besar.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita Terpopuler
ISIS Bersumpah Hancurkan Kabah Jika Kuasai Mekah
Prabowo Salah Sebut Singkatan PKS
Kenapa Anggota Brimob Rizky Dikeroyok Hingga Tewas
Dua Penggagas Obor Rakyat Jadi Tersangka
Berita terkait
PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat
10 Januari 2018
PDIP butuh dukungan PPP untuk menggenapi syarat mengusung calonnya di pilgub Sumut.
Baca SelengkapnyaPDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti
10 Januari 2018
Sebelumnya nama Ahmad Basarah sempat disebut bakal dicalonkan sebagai wakil gubernur dari PDIP.
Baca SelengkapnyaPDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul
10 Januari 2018
Dengan bergabungnya Gerindra ke kubu Gus Ipul, maka koalisi ini merupakan koalisi pertama antara Partai Gerindra dan PDIP dalam pilkada 2018.
Baca SelengkapnyaGus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP
10 Januari 2018
Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan partainya tetap mendukung Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno di Pilgub Jatim 2018.
Baca SelengkapnyaPDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul
10 Januari 2018
PDIP memutuskan untuk mengusung Puti Guntur Soekarno setelah mendapat masukan dari Gus Ipul serta pesan dari kiai, alim ulama, dan tokoh masyarakat.
Baca SelengkapnyaDi HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik
10 Januari 2018
Presiden Jokowi mengatakan bahwa kader PDIP dan pejabat pemerintah masih harus bekerja keras karena banyak tugas yang belum usai.
Baca SelengkapnyaKesal dengan Hoax, Megawati: Kalau Mau Tempur, Mari secara Jantan
10 Januari 2018
Megawati menyebut pihak-pihak yang menggunakan hoax untuk menjatuhkan lawan politik sebagai pengecut.
Baca SelengkapnyaDukung Saifullah Yusuf, PKS Siap Kerja Sama dengan PDIP
10 Januari 2018
PKS akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan koalisi pendukung Saifullah Yusuf di Pilgub Jatim 2018.
Baca SelengkapnyaHUT PDIP, Hasto Singgung Partainya Biasa Dicurangi di Pilkada
10 Januari 2018
Hasto Kristiyanto juga menyebut PDIP dikucilkan dan hanya sekedar menjadi ornamen demokrasi selama 32 tahun Orde Baru.
Baca SelengkapnyaPKB Merasa Ditinggal PDIP di Pilgub Jateng
9 Januari 2018
Wasekjen PKB Daniel Johan mengatakan partainya merasa ditinggal oleh PDIP dalam pilgub Jateng.
Baca Selengkapnya