Joko Widodo alias Jokowi sungkem kepada Ibunya Sudjiatmi Notomihardjo di "Rumah Saya" Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 20-9, 2012. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kampanye hitam terhadap calon presiden Joko Widodo, terutama yang bernuansa SARA ternyata sempat 'mengganggu' kondisi internal keluarganya. Ibu Jokowi, Sudjiatmi, merasa resah karena putranya diserang isu keturunan Tionghoa dan beragama Kristen dan anti-Islam.
"Ibunda Pak Jokowi memang sempat galau dan terheran-heran dengan isu miring soal SARA yang beredar itu," kata anggota tim sukses Jokowi, Jenderal TNI Purnawirawan Luhut Binsar Panjaitan saat berdialog dengan ratusan santri dan warga di Pondok Pesantren Al-Islam Kota Yogyakarta, Jumat 6 Juni 2014.
Luhut bercerita, ibunda Jokowi itu bahkan sempat berniat menghentikan kelompok pengajian yang selama ini rutin digelar di rumahnya di Solo karena isu SARA itu dinilai akan ikut mempengaruhi segala hal yang menyangkut kehidupan pribadi Jokowi. (Baca:Kampanye Hitam ke Jokowi,Dari Kabar Meninggal-SARA)
"Bagaimana Pak Luhut, wong sampai hari ini saja grup pengajian di rumah Solo masih berlangsung, apa perlu dihentikan?" kata Luhut menirukan dialognya dengan ibu Jokowi belum lama ini.
<!--more-->
Sudjiatmi, kata Luhut, tak habis pikir dengan para penyebar isu SARA atas Jokowi ini. Sebab, selama ini Sudjiatmi membesarkan, dan mendidik Jokowi dengan mengadopsi nilai-nilai dari agama Islam, kepercayaan yang dianutnya.
Lain lagi dialog SARA antara tim sukses Jokowi dengan tokoh Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa yang selama ini juga menjadi juru bicara tim pemenangannya.
"Malah kalau ditarik-tarik, ternyata Jokowi masih ada hubungan sanak atau kekerabatan dengan tokoh NU, Habib Bin Yahya. Lha kok bisa dikatakan keturunan Tionghoa," kata Luhut.
Menurut Luhut, ditiupkannya isu SARA dalam pemilihan presiden kali ini pada Jokowi, menunjukkan adanya kepanikan dari pihak yang takut Jokowi menang karena popularitasnya. Namun, adanya isu SARA ini juga bisa membuat pemilu di abad modern ini terancam jadi makin tidak berkualitas. (Baca:Kampanye Hitam Jokowi Diiklankan Meninggal)
"Apakah nanti jangan-jangan untuk membuktikan keagamaan Jokowi dan Prabowo kita perlu buat lomba pengajian antara mereka berdua, bahwa yang terbaik mengajinya maka itu yang dinyatakan lolos?" ujar Luhut.