TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden dari gerbong koalisi Partai Gerindra, Prabowo Subianto, bermimpi membangun kekuatan polisi sehebat-hebatnya jika kelak dia terpilih menjadi presiden RI periode 2014-2019.
"Polisi kita harus sehebat FBI," kata Prabowo di Rapat Pimpinan Nasional Keluarga Besar Putra-putri Polri di Hotel Sultan, Jakarta, Senin, 2 Juni 2014. FBI adalah singkatan dari Federal Bureau of Investigation atau biro investigasi milik pemerintah Amerika Serikat. (Baca: Prabowo: Pilih Polisi yang Ganteng dan Cantik)
Eks Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ini tak ingin melihat polisi tak memiliki kemampuan. "Tidak boleh ada suatu kesan bahwa polisi kita tidak mampu mengatasi masalah," ujar Prabowo.
Atas dasar pemikiran ini, Prabowo mengaku sebagai orang yang pertama menyampaikan penghargaan kepada polisi ketika berhasil menangani aksi terorisme di Bali beberapa tahun lalu.
"Saya mengerti bahwa menanggulangi terorisme adalah sesuatu pekerjaan yang sangat sulit," katanya, "Jadi apa pun, ini adalah prestasi yang harus kita akui."
Namun masalahnya, kata dia, bangsa Indonesia selalu condong melihat kelemahan dan tak mau mengakui kelebihan seseorang atau pihak tertentu.
"Kalau ada prestasi, diam. Kalau ada kelemahan dihujat. Saya enggak tahu ini genetika dari mana," ujarnya. (Baca: Prabowo: TNI dan Polri Harus Netral)
PRIHANDOKO
Berita Terpopuler
Kasus Haji, PPATK: Rekening Anggito Mencurigakan
Dibidik Tersangka, Anggito Kembalikan Uang ke KPK?
Diduga Mencurigakan, Ini Isi 14 Rekening Anggito
Berita terkait
Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita
3 jam lalu
Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk
Baca SelengkapnyaSyarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya
18 jam lalu
Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaAmnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware
1 hari lalu
Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM
Baca SelengkapnyaInvestigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia
1 hari lalu
Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSoal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan
1 hari lalu
Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.
Baca SelengkapnyaKata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan
2 hari lalu
Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.
Baca SelengkapnyaKorlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap
2 hari lalu
Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.
Baca SelengkapnyaKorlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri
2 hari lalu
Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai
2 hari lalu
Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.
Baca SelengkapnyaTNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota
2 hari lalu
Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.
Baca Selengkapnya