TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dikabarkan dekat dengan sedikitnya dua perempuan. Sejak bercerai dengan Siti Hediyanti Hariyadi alias Titiek Soeharto pada 1998, Prabowo memang belum menikah lagi. Setelah menjadi calon presiden yang diusung koalisi pimpinan Partai Gerindra, Prabowo kerap ditanya soal pasangan hidupnya. Apalagi, jika dia nanti terpilih pada pemilihan presiden pada 9 Juli nanti, soal siapa pendamping Prabowo makin menjadi topik hangat. Berikut ini mereka yang dikabarkan sebagai pacar Prabowo. (Baca: Prabowo Gelar Fit and Proper Test Calon Istri)
1. Perempuan Thailand
Mantan Komandan Jenderal Kopassus TNI AD ini dikabarkan memiliki kekasih orang asing yang dikencaninya sejak sebelum Juli 2006.
Kabar bahwa Prabowo punya pacar diperoleh dari bocoran laporan kabel diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta pada Juli 2006. Informasi dari situs Wikileaks menyebutkan kekasih Prabowo berasal dari Negeri Gajah Putih, Thailand. Bocoran itu dimuat di laman http://www.wikileaks.org/plusd/cables/06JAKARTA8261a.html.
2. Perempuan Papua
Prabowo dikabarkan dekat dengan seorang perempuan cantik bernama Irene. Bahkan, sejumlah orang menyebut Irene digadang-gadang menjadi calon istri Prabowo.
Tak banyak yang tahu mengenai sosok Irene. Perempuan kelahiran Jayapura itu hanya dikenal sebagai calon anggota legislatif DPR RI Partai Gerindra dari daerah pemilihan Papua dengan nomor urut 2.
Sumber Tempo menyebutkan Irene mulai dekat dengan Prabowo sekitar akhir tahun 2012 lalu. Irene mengenal Prabowo dari ibunya yang merupakan politikus sekaligus anggota DPRD Papua.
Belakangan, hubungan keduanya semakin akrab. Irene mulai sering nongol di acara-acara partai dan beberapa kali turut hadir dalam muhibah sang jenderal ke luar negeri. "Saya melihat dia pada acara ulang tahun partai bulan Februari lalu," kata sumber itu.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.