TEMPO.CO, Serang - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Aeng Haerudin dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu oleh aktivis Masyarakat Transparansi (Mata) Banten. Politikus Partai Demokrat ini dilaporkan atas dugaan praktek politik uang (money politics) yang dilakukan timnya di Kragilan, Kabupaten Serang.
Koordinator tim pemantau politik uang dari Mata Banten, Irwan Hermawan. mengatakan pihaknya tidak hanya melaporkan Aeng. Terdapat caleg lain yang ikut dilaporkan, di antaranya Mamat Rahayu dari NasDem, Abdul Jalal (Demokrat), Adi Mawardi (PAN), Yayat Supriyatna (PPP), Yadi Maryadi (Hanura), dan Rastawiguna (PKB).
Namun, secara umum, kata dia, praktek ploitik uang yang dilaporkan terjadi di dua daerah, yaitu Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang.
Politik uang yang dimaksud tidak hanya memberikan uang, tapi juga berbentuk barang. "Seperti Aeng, dia membagi-bagikan kerudung. Sementara Mamat Rahayu membagikan uang dan sarung," ujar Irwan, Senin, 7 April 2014.
Menurut Irwan, dilihat dari aspek mana pun, cara-cara politik uang tidak bisa sedikit pun meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ia yakin seratus persen, saat melakukan politik uang, para caleg tidak akan ingat kepada masyarakat yang menerima uang saat terpilih nanti. “Yang ada hanya modus untuk meraih suara, kemudian setelah menang rakyat ditinggalkan. Ini juga bagian dari pembodohan masyarakat,” ujarnya.
Menurut dia, hasil konsultasi kemitraan dengan Bawaslu, selain membantu tugas-tugas penyelenggaraan pemilu, Mata Banten juga bisa menangkap pelaku di tempat dan diserahkan ke Bawaslu. “Kami punya kewenangan untuk menangkap pelakunya dan diserahkan ke Bawaslu untuk diproses," ujarnya.
Ketua Bawaslu Banten Pramono U. Tanthowi mengatakan pihaknya akan memeriksa kelengkapan syarat-syarat formil dan materiil dari pelapor. Setelah itu, akan ada kajian lebih awal. Jika ada indikasi pidana, Bawaslu akan langsung berkoordinasi dengan Gakumdu. “Kalau ternyata dari kajian awal mengindikasi pelanggaran administrasi, Bawaslu langsung akan klarifikasi ke terlapor dan pelapor,” kata Pramono.
WASI’UL ULUM
Terpopuler:
SBY Pulang Kampung, Keluarga Siapkan Sayur Pedas
Sebelas Pengamat AS Awasi Pemilu KBRI Washington
Caleg Binny Bintarti Bersaing dengan Ibas SBY