Jokowi menyalami pendukungnya, saat kampanye PDIP di Jakarta (16/3). The Asahi Shimbun via Getty Images
TEMPO.CO , Jakarta- Pengamat psikologi politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk menilai calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo sebagai politikus paling sukses dalam political branding. "Saat ditanya siapa yang paling sukses melakukan political branding, ya Jokowi. Suka atau tidak suka," kata dia saat peluncuran buku Personal Branding: Kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik" di Jakarta, Ahad, 6 April 2014.
Menurut dia, cerita tentang Jokowi--yang juga Gubernur DKI Jakarta-- telah menjalar ke seluruh lapisan masyarakat. Keberhasilan seorang tokoh politik dalam branding, kata Hamdi, diukur ketika masyarakat mampu bercerita tentang tokoh itu secara fasih. "Hal tersulit dalam branding itu membangun narasi, karena hal itu membutuhkan kompetensi sekaligus konsistensi sikap dari seorang tokoh," ujarnya.
Personal branding, menurut Hamdi, sangat penting mengingat ramainya persaingan antar calon legislator maupun calon presiden di pasar elektoral. "Anda dipoles, lalu beriklan satu, dua, tiga kali. Lalu branding Anda terbentuk? Lupakan sajalah. Anda harus punya modal karakter, karakter itu seperti diamond. Ditaruh dalam lumpur pun tetap berkilau," ujarnya. (Baca: Pamor Prabowo dan Wiranto Terdongkrak Iklan)
Branding, kata dia, berbeda dengan iklan. Iklan merupakan salah satu bagian dari branding. Dia mengatakan branding sama dengan menggali atau menemukan potensi diri untuk ditawarkan kepada masyarakat.