TEMPO.CO, Jakarta - Peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat Dino Patti Djalal mengaku terhina andai calon presiden Indonesia wajib mendapatkan restu dari Amerika Serikat. Bekas Duta Besar Indonesia untuk Negara Abang Sam itu mengatakan untuk menjadi presiden, tak perlu seseorang meminta restu Amerika. "Presiden hanya perlu restu dari rakyatnya," kata Dino dalam pernyataan tertulisnya, Rabu, 2 April 2014.
Sebelumnya, calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto kerap menyatakan presiden harus independen. Pemimpin, kata dia, harus tegas dan tidak mencla-mencle. "Jangan mau disetir dan menjadi boneka siapa pun," kata dia. Katanya, pemimpin juga tak boleh tunduk kata Amerika. (Baca: Para Ibu Lebih Suka Ical ketimbang Prabowo)
Pemilihan presiden, kata Dino, adalah perihal kedaulatan. Sehingga, ia menentang jika ada negara lain melakukan campur tangan terhadap urusan dalam negeri. "Saya dan Prabowo sepakat bertemu membahas masalah restu Amerika," kata dia. (Baca: Prabowo Ungkap Asal Mula Kedekatannya dengan Kiai)
Menurut Dinoa, yang benar adalah pemerintahan Indonesia harus mendapat dukungan internasional. Namun, kata dia, dukungan itu harus saling menguntungkan. "Tiap negara juga harus menempatkan dalam posisi yang setara," kata dia. (Baca pula: Prabowo Sadar Dirinya Tak Disukai)
Pemberitaan New York Times pada Jumat, 28 Maret 2014 menyebutkan pada dasarnya Amerika sangat keberatan bila Prabowo menjadi presiden Indonesia. Kata Dino, penyadur New York Times, pencalonan Prabowo bisa membuat sulit Negeri Abang Sam terutama pemerintahan Barack Obama. Tulisan itu juga mengungkit-ungkit pelanggaran HAM yang melibatkan Prabowo pada 1998.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Berita terkait
Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI
10 Agustus 2023
rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko yang selalu kalah melawan kubu AHY soal pengajuan gugatan kepengurusan Partai Demokrat
Baca SelengkapnyaAnwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal
13 April 2023
Agama tidak hanya hadir sebagai ritualitas pada individu, akan tetapi memiliki dampak yang jauh lebih luas
Baca SelengkapnyaSurvei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang
27 Desember 2021
Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.
Baca SelengkapnyaDPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.
Baca SelengkapnyaJelang Pilpres 2024, Beberapa Parpol Ini Potensial Jadi Rumah Ridwan Kamil
7 Oktober 2021
Moncernya karier dan tingginya popularitas Ridwan membuat sejumlah partai mendekatinya. Berikut jejak kedekatan Ridwan Kamil dan sejumlah parpol
Baca SelengkapnyaPanwaslu Luar Negeri Pantau Potensi Calo Suara di Malaysia
24 Maret 2019
Pernyataan pihak Panwaslu adalah tanggapan terhadap laporan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia Dino Patti Djalal yang melapor kepada Bawaslu.
Baca SelengkapnyaMengurai Kasus Dokumen Palsu JR Saragih
19 Maret 2018
Kasus dokumen palsu yang menjerat bakal calon Gubernur Sumatera Utara Jopinus Ramli Saragih atau JR Saragih terus bergulir.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrat Siapkan AHY sebagai Pemimpin Baru Setahun Lalu
12 Maret 2018
Pada acara puncak Rapimnas Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhono atau AHY mengajak generasi muda bergabung dengannya.
Baca SelengkapnyaAHY Berpidato, Demokrat: Kami Tawarkan AHY sebagai Pemimpin Baru
12 Maret 2018
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan optimistis pidato politik AHY mampu mendorong elektabilitasnya sebagai pemimpin.
Baca SelengkapnyaPengamat: Demokrat Akan Diuntungkan Jika Bergabung dengan Jokowi
12 Maret 2018
Partai Demokrat menyatakan akan mengusung capres dan cawapres dalam pilpres 2019.
Baca Selengkapnya