Deretan angkutan kota dengan iklan sosialisasi caleg, memadati Terminal Depok, (2/2). Sejumlah caleg memanfaatkan kaca belakang angkot sebagai media sosialisasi kampanye "berjalan". ANTARA/Andika Wahyu
TEMPO.CO, Banyuwangi - Agus Maido, 39 tahun, adalah calon legislator Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Banyuwangi. Sehari-hari, Agus merupakan tukang ojek yang mangkal di dekat halte bus Srono, Banyuwangi.
Modalnya kampanye tak sampai Rp 6 juta. Itu terdiri dari uang tabungannya sebesar Rp 3.250.000 untuk mencetak materi sosialisasi berupa satu bendel lembaran berisi visi-misi dan fotokopi kartu nama. Dia juga memperoleh iuran saudara dan teman sebesar Rp 2.700.000. (Baca juga: Kisah Caleg Tukang Ojek Berkampanye)
Cekaknya modal itu yang membuat pria bernama asli Agus Bambang Tribawono tersebut berkampanye dengan sederhana dari rumah ke rumah. Tidak ada wajah Agus dalam baliho dan spanduk yang terpasang di jalan-jalan. "Tak kuat kalau harus bikin baliho," kata ayah tiga anak ini, Sabtu, 8 Februari 2014.
Menjadi caleg bermodal pas-pasan, Agus bercerita, memang kerap diremehkan orang. Beberapa kali dia ditolak pemilik rumah saat datang bertamu untuk sosialisasi. Agus ditolak hanya gara-gara tak bisa memberikan uang. Namun, semangatnya tak ikut surut. Dia tetap rajin mendatangi rumah yang lain. Dia menargetkan dalam sehari bisa mendatangi 200 rumah.
Mendatangi satu per satu rumah warga adalah cara Agus berkampanye. Dia melakoni aktivitas itu setiap hari sejak pukul 08.00-15.00 WIB. Sepulangnya sosialisasi, dia mangkal di dekat halte bus Srono sebagai tukang ojek. Dari ngojek, Agus mendapatkan penghasilan Rp 25 ribu sehari. Satu bulan pendapatannya hanya sekitar Rp 500 ribu-Rp 750 ribu.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Kanjuruhan, Malang, ini punya sederet pengalaman organisasi. Mulai anggota Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, lembaga bantuan hukum, dan aktif di sejumlah organisasi desa. Bahkan, pengalaman terjun ke politik praktis dimulai 2004 silam dengan menjadi Wakil Ketua PAC Partai Bintang Reformasi. Tahun 2008 dia melompat ke Partai Demokrat dengan jabatan sekretaris DPAC. Sejak 2013 dia menjadi pengurus Divisi OKK Partai Nasdem.