SBY Jelaskan Pentingnya Etika Menerima Kekalahan dalam Pemilu

Selasa, 28 Mei 2019 08:32 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, mengatakan partainya menganggap penting nilai dan etika menerima kekalahan dalam Pemilu. Etika itu harus dijunjung tinggi oleh partainya ketika kalah dan mengucapkan selamat kepada yang menang.

Baca Juga: SBY Contohkan Sikap AHY Ketika Menerima Kekalahan

"Sebelum Partai Demokrat berdiri, pada pemilihan wakil presiden tahun 2001, saya kalah dalam putaran kedua. Sekian jam kemudian, saya didampingi Ibu Ani menyampaikan pernyataan untuk menerima kekalahan tersebut," kata SBY melalui rekaman video yang diterima wartawan di Jakarta, Senin, 27 Mei 2019.

Menurut SBY, pada saat itu dirinya menerima kekalahan dan mengucapkan selamat kepada wapres terpilih dan meminta para konstituennya mendukung wapres terpilih tersebut.

SBY juga menceritakan di Pemilu Legislatif 2014, dirinya menerima hasil hitung cepat, dan dirinya mengucapkan selamat kepada tiga partai politik yang memperoleh suara di atas Demokrat.

"AHY sebagai salah satu kader utama Demokrat juga menganut etika dan nilai yang sama, pasca hitung cepat Pilkada Jakarta, dia menerima kekalahan setelah sebelumnya menelepon dan mengucapkan selamat kepada pasangan yang menang," ujarnya.

SBY mengatakan apa yang dilakukannya pada 21 Mei ketika KPU menetapkan hasil rekapitulasi suara Pemilu 2019, hakikatnya sama. Meskipun perolehan suara Demokrat menurun dibandingkan Pemilu 2014, kata SBY, secara kesatria harus menerima hasil Pemilu 2019.

Masih menurut SBY, apa yang dikatakannya ketika 21 Mei adalah menerima dengan catatan karena banyak catatan terkait pelaksanaan Pemilu 2019. "Karena itu, selain Demokrat memberi jalan dan dukungan terhadap para caleg yang menggugat ke MK (Mahkamah Konstitusi) karena merasa dirugikan, kami juga mengevaluasi secara komprehensif atas penyelenggaraan Pemilu 2019," katanya.

Baca: Hadapi Gugatan Kubu Prabowo, KPU Tunjuk AnP Law Firm

SBY menilai evaluasi komprehensif itu agar Pemilu 2024 dapat dilaksanakan lebih damai, jujur, adil, demokratis, dan berkualitas, fair play dan keadilan yang sejati bagi para peserta Pemilu. Disebutkannya, Demokrat dirugikan akibat pelaksanaan Pemilu 2019 kurang fair play.

Kendati Pemilu 2019 dirasakan kurang adil, SBY mengimbau kader-kadernya untuk menerimanya secara sportif. Diakuinya perolehan suara Partai Demokrat pada Pemilu 2019 dibandingkan Pemilu 2014 menurun dari 10 persen menjadi 7,7 persen.

SBY juga mengajak kader partainya menjaga tradisi Demokrat dalam setiap kontestasi, yang pernah menang dan pernah kalah. "Kata AHY, menang tidak terbang, kalah tidak patah. Seperti dalam pertandingan olahraga, ada kalanya menang, ada kalanya kalah karena itu kalah atau menang, kami berjabat tangan secara sportif".

Baca Juga: Menakar Kemenangan Prabowo dalam Sengketa Pilpres ke MK

ANTARA

Berita terkait

Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

35 menit lalu

Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Juru bicara Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan maksud dari orang toxic dalam pemerintahan. Sebelumnya, Luhut menyebut istilah itu saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

1 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

2 jam lalu

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

Partai Demokrat sedang menyiapkan kadernya untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

3 jam lalu

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

Pengamat politik menilai, gagasan Presidential Club Prabowo mungkin saja hasil dari melihat transisi kepemimpinan Indonesia yang seringkali ada ketegangan.

Baca Selengkapnya

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

6 jam lalu

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

Demokrat mewanti-wanti agar tak ada partai di pemerintahan rasa oposisi.

Baca Selengkapnya

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

7 jam lalu

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra mengatakan Gelora tak tolak PKS gabung ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

7 jam lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

17 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

18 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

18 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya