Pertarungan Caleg Kepulauan Riau, Batam adalah Kunci

Rabu, 3 April 2019 15:43 WIB

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi PDIP, Dwi Ria Latifa mengenakan pita hitam bertuliskan #SAVEDPR saat mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Desember 2015. Usai mendeklarasi Aksi #SAVEDPR, sebanyak 31 anggota DPR mengikuti Rapat Paripurna yang membahas persetujuan Rancangan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan RUU Tax Amnesty. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Para calon legislator di daerah pemilihan Kepulauan Riau mengaku mengandalkan kedekatan suku dan budaya untuk menarik hati sekitar 1,2 juta pemilik suara. Karakteristik pemilih yang masih tradisional di wilayah perbatasan itu menjadi incaran para calon wakil rakyat untuk mendulang dukungan.

Calon legislator (caleg) dari Partai Demokrat, Husnizar Hood, mengatakan lebih banyak menggunakan pendekatan kultural karena budaya Melayu di wilayah Kepulauan Riau masih sangat kental. Ia mengatakan sudah memiliki amunisi karena selama ini kerap malang melintang di dunia seni dan budaya.

"Saya sering menggelar panggung budaya, dialog, dan diskusi. Kepulauan Riau itu multietnis, tapi Melayunya sangat kuat," kata Direktur Artistik Pusat Latihan Seni Sanggam ini kepada Tempo, kemarin.

Husnizar menyebutkan, ada tiga kalangan yang menjadi incaran selama masa kampanye. Mereka adalah kalangan patriotis, yang sepaham dan seide; kalangan romantis, yang memiliki kesamaan identitas, kedaerahan, dan rasa persaudaraan; serta kalangan konsumtif. Husnizar mengatakan dirinya tak membedakan perlakuan dalam mendekati ketiga kalangan. "Mayoritas suka didekati dengan tatap muka. Pertemuan langsung lebih penting daripada kampanye dengan baliho dan stiker."

Selama kampanye, Wakil Ketua DPRD Kepulauan Riau ini selalu mengidentifikasi dirinya sebagai juru bicara rakyat. Pria yang nyambi sebagai penulis kolom budaya di harian Batam Pos ini memiliki target bisa mendulang 100 ribu suara dengan janji mewujudkan Kepulauan Riau menjadi provinsi maritim.

Advertising
Advertising

Sebanyak 57 calon legislator dari 15 partai peserta politik bertarung di Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Bintan, Kabupaten Lingga, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, dan Kepulauan Anambas, demi empat kursi di parlemen.

Sejumlah inkumben kembali mencoba peruntungan, yakni Dwi Ria Latifa dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Nyat Kadir dari Partai NasDem. Sejumlah tokoh politik juga ikut berlaga. Di antaranya mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur, mantan Bupati Bintan Ansar Ahmad, dan mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Zulbahri.

Pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Kepulauan Riau, Bismar Arianto, memprediksi perebutan suara di wilayah perbatasan itu bakal sangat ketat. Ia mengatakan aspek popularitas, kesamaan daerah dan suku, serta logistik calon menjadi bahan pertimbangan pemilih dalam menentukan dukungan di provinsi kepulauan ini.

"Belajar dari kasus 2014, DPR dan DPD yang terpilih cukup mewakili komposisi masyarakat berdasarkan suku di Kepulauan Riau," katanya.

Menurut Bismar, jika ingin mengamankan suara, para calon legislator harus banyak bergerilya di Batam. Sebab, banyak warga luar Kepulauan Riau yang bermigrasi ke Batam. Calon yang bisa memenangi Batam, kata Bismar, bisa dipastikan memenangi Kepulauan Riau. "Karena banyak migrasi, kedekatan kesukuan punya pengaruh terhadap keterpilihan calon," ujarnya.

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen, Lucius Karus, menilai para calon legislator seharusnya tidak terlalu susah meyakinkan pemilih di Kepulauan Riau. Sebab, jumlah pemilih tak begitu banyak dan calon yang diusung tak banyak yang populer. Sayangnya, tingkat partisipasi pemilih di Kepulauan Riau tergolong rendah.

Dalam Pemilu 2014, ada sekitar 40 persen pemilih yang tak menggunakan hak pilih mereka alias Golput. “Jadi, bukan pekerjaan mudah untuk mendapatkan suara signifikan dengan tradisi pemilih yang kurang banyak berpartisipasi,” katanya.

Tantangan lain, Lucius menambahkan, adalah kondisi geografis daerah kepulauan. Ini tentu membuat para calon harus punya logistik yang cukup untuk berkampanye. Apalagi sangat diperlukan sosialisasi yang signifikan untuk memastikan partisipasi pemilih yang tinggi. “Latar belakang masyarakat yang beragam pada beberapa daerah dan juga banyaknya pemilih pemula menjadi tantangan.”

Berita terkait

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

1 hari lalu

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

Pemohon sengketa pileg hadir secara daring dalam sidang MK karena bandara di wilayahnya tutup imbas erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Sengketa Pemilu Legislatif dari Gugatan PPP hingga Caleg

4 hari lalu

Sengketa Pemilu Legislatif dari Gugatan PPP hingga Caleg

Mahkamah Konstitusi mulai menyidangkan 297 sengketa pemilu legislatif diiantaranya gugatan PPP dan caleg.

Baca Selengkapnya

Demokrat Minta Kapolri dan Jaksa Agung Hentikan Kasus Dugaan Politik Uang Kadernya

15 hari lalu

Demokrat Minta Kapolri dan Jaksa Agung Hentikan Kasus Dugaan Politik Uang Kadernya

Salah satu caleg Demokrat dilaporkan atas dugaan politik uang.

Baca Selengkapnya

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

36 hari lalu

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

Beberapa caleg petahana dari PDIP gagal lolos ke Senayan, padahal nama mereka begitu populer. Selain Kris Dayanti dan Arteria Dahlan, siapa lagi?

Baca Selengkapnya

Deretan Caleg Kritis PDIP yang Gagal Lolos ke Senayan

42 hari lalu

Deretan Caleg Kritis PDIP yang Gagal Lolos ke Senayan

Hasto mengatakan partainya akan pasang badan guna memperjuangkan para caleg kritis PDIP untuk tetap masuk menduduki kursi parlemen.

Baca Selengkapnya

PDIP Siap Pasang Badan soal Suara Caleg Hilang yang Kritik Jokowi

43 hari lalu

PDIP Siap Pasang Badan soal Suara Caleg Hilang yang Kritik Jokowi

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan partainya tidak akan tinggal diam untuk membela caleg yang kehilangan suara dalam Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

PSI Gagal ke Senayan, Ini Respons Kaesang Pangarep dan Nasib 5 Caleg yang Diprediksi Lolos

44 hari lalu

PSI Gagal ke Senayan, Ini Respons Kaesang Pangarep dan Nasib 5 Caleg yang Diprediksi Lolos

PSI belum mampu melampaui ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4 persen di Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

MK Sebut Belum Ada Caleg dan Parpol yang Daftar Gugatan Sengketa Pileg

44 hari lalu

MK Sebut Belum Ada Caleg dan Parpol yang Daftar Gugatan Sengketa Pileg

MK mengungkapkan belum ada caleg dan parpol yang mendaftarkan sengketa hasil Pileg.

Baca Selengkapnya

Caleg PDIP Ikhlas Batal Dilantik jadi Legislator karena Ungguli Suara Ganjar-Mahfud

45 hari lalu

Caleg PDIP Ikhlas Batal Dilantik jadi Legislator karena Ungguli Suara Ganjar-Mahfud

PDIP menerbitkan intruksi pembatalan pelantikan calon legislator yang gagal memenangkan Ganjar-Mahfud di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Caleg Lolos Dapil Neraka DKI II: Once hingga Uya Kuya Kalahkan Masinton dan Eriko Sotarduga

45 hari lalu

Caleg Lolos Dapil Neraka DKI II: Once hingga Uya Kuya Kalahkan Masinton dan Eriko Sotarduga

Penyanyi Once Mekel, berhasil lolos ke DPR RI melalui Dapil DKI Jakarta II mengalahkan caleg petahana seperti Masinton Pasaribu dan Eriko Sotarduga.

Baca Selengkapnya