Aplikasi Ini Menyasar Pemilih Generasi Milenial Agar Tidak Golput
Rabu, 3 April 2019 00:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dua pekan sebelum pelaksanaan Pilpres dan Pileg serentak pada 17 April 2019, PT. Immobi Solusi Prima, sebuah perusahaan yang bergerak di industri telekomunikasi Indonesia meluncurkan aplikasi berbasis web Ayonyoblos.id, yang menyasar pemilih generasi milenial agar tidak golput.
Peningkatan tajam jumlah pemilih golongan putih (GOLPUT) yang ditengarai berbagai lembaga pengamat akan terus meningkat menjadi salah satu pendorong peluncuran aplikasi ini. www.ayonyoblos.id bersifat 100% netral, tidak mendukung paslon manapun. Keistimewaan aplikasi karya anak bangsa ini terletak pada berbagai fitur menarik yang dapat membantu pemilih ikut memantau jalannya Pilpres dan Pileg dengan lancar dan menyenangkan.
Pemilih dapat menggunakan beberapa fitur yang seru antara lain tebak hasil pilpres, unggah salam nyoblos, unggah jari ungu, unggah foto C1 dengan melengkapi data TPS, serta rekap data C1. Semuanya tersedia gratis dan terbuka untuk umum.
Baca: Kubu Prabowo Siapkan Aplikasi untuk Saksi di TPS
“Aplikasi berbasis web ayonyoblos.id diluncurkan sebagai wujud kepedulian PT. Immobi Solusi Prima untuk membantu Indonesia melaksanakan Pilpres dan Pileg yang lancar dan minim golput, juga mendorong para pemilih milenial untuk menggunakan hak suara mereka. Pemilih dapat mulai menggunakannya mulai 1 April 2019,” kata Erick Sitorus, CEO PT. Immobi Solusi Prima di Jakarta.
Pemilih golput memang selalu ada di setiap pemilu, bahkan cenderung terus meningkat jumlahnya dalam tiga kali Pemilu terakhir. Komisi Pemilihan Umum (KPU) bahkan mencatat angka golput cenderung meningkat pada tiga pemilu sebelumnya.
Pemilu 2004 mencatat angka golput sebesar 23.3% yang meningkat menjadi 27.45% pada pemilu 2009, dan kembali meningkat menjadi 30.42%. tahun saja, Indikator Politik Indonesia merilis pernyataan potensi masyarakat yang golput ke depannya bisa mencapai 20%. Angka yang tak berbeda juga dirilis lembaga Survei Indikator.
Banyak pula faktor eksternal yang membuat angka golput cenderung meroket tajam di Pilpres 2019 yang baru pertama kalinya diselenggarakan bersamaan dengan Pileg. Ketatnya persaingan antara kedua kubu, ditambah maraknya hoax yang menyebar melalui media sosial juga menjadi faktor yang tak dapat diabaikan begitu saja. Faktor lain yang tak kalah penting adalah minimnya informasi terkait pemilu sebagaimana disebutkan dalam survei Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada Februari 2019 lalu.
Baca: Menjelang Pilpres, Kominfo: Jumlah Hoax Akan Terus Melonjak
“Tujuan utama kami adalah mengajak sebanyak mungkin warga negara Indonesia untuk ikut serta dalam pemilu, tidak golput, selanjutnya membantu melakukan rekap suara pemilihan presiden berdasarkan foto C1 dengan melengkapi data TPS yang dikirim oleh relawan, yaitu Anda. Untuk mendorong agar para relawan lebih antusias dalam mengirim foto C1 dan melengkapi data TPS, kami juga mengadakan beberapa permainan kompetisi dimana peringkat dibuat berdasarkan kecepatan dan jumlah foto yang diunggah oleh masing-masing relawan serta tebakan hasil pilpres terdekat. Oleh karena itu, kami memerlukan informasi identitas untuk membedakan data antara satu relawan dengan relawan lainnya,” tutur Erick.
Pemilih yang ingin menggunakan aplikasi ini terlebih dahulu perlu melakukan autentikasi (login) dengan menggunakan akun Google dan Facebook. Pengguna aplikasi dengan sendirinya harus menyatakan bersedia bahwa nama (jika menggunakan Facebook) atau akun ID Google (bagian awal alamat email, sebelum tanda @) Anda ditampilkan.