Di 5 Titik Ini Terdapat Potensi Masalah Pelaksanaan Pemilu 2019

Reporter

Friski Riana

Sabtu, 23 Februari 2019 20:07 WIB

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengecek dan melepas pengiriman logistik perdana untuk pemilu luar negeri, Ahad, 17 Februari 2019. KPU mengirim logistik antara lain berupa surat suara, stempel, formulir, amplop, serta tinta. Tempo/Syafiul Hadi

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pemilu, Harminus Koto, memberikan daftar berisi lima potensi masalah dalam pemilihan umum atau Pemilu 2019. Masalah yang pertama adalah daftar pemilih yang belum selesai.

"KPU meski telah menetapkan DPT (daftar pemilih tetap) hasil perubahan kedua pada 18 Desember 2018, namun sampai saat ini masih terus terjadi perubahan daftar pemilih, khususnya untuk pemilih tambahan (DPTb) sampai Maret nanti," kata Harminus di Nanami Ramen, Jakarta, Sabtu, 23 Februari 2019.

Mantan Ketua Bawaslu Jawa Barat itu menuturkan, daftar pemilih yang tak kunjung selesai akan berdampak pada jumlah tempat pemungutan suara (TPS), keperluan logistik pemilu, penambahan personil (KPPS, pengawas TPS, dan saksi peserta pemilu), dan perubahan jadwal pendaftara pemilih tambahan.

Catatan kedua, Harminus menyoroti aturan jadwal kampanye rapat umum, media cetak, media elektronik, dan media jaringan lainnya yang hingga kini tidak dikeluarkan jadwalnya oleh KPU secara terperinci. Padahal, jadwal tersebut dibutuhkan aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti laporan dugaan kampanye di luar jadwal yang masuk ranah pidana.

Poin ketiga adalah pengaturan pemberian uang transportasi bagi peserta kampanye oleh peserta pemilu (pelaksana atau tim kampanye) yang tidak diatur standar biayanya.

Advertising
Advertising

Poin keempat, Harminus menyinggung proses rekrutmen kelompok panitia pemungutan suara (KPPS) dan pengawas TPS. JIka merujuk pada UU Nomor 7 Tahun 2017, pengawas TPS minimal berusia 25 tahun dan pendidikan minimal SMA. Harminus menilai aturan itu akan sulit dipenuhi. "Karena tidak semua daerah sumber daya manusianya tersedia. Apalagi saat ini parpol juga sedang mencari saksi untuk di TPS," kata dia.

Terakhir, Harminus menilai adanya keterlambatan penerbitan regulasi turunan undang-undang untuk tahapan pungut hitung, misalnya PKPU Tungsura (pemungutan dan penghitungan suara), pedoman pelatihan saksi dan pengawas TPS.

Harminus sangsi bahwa PKPU Tungsura setebal 500 halaman dapat terbaca oleh KPPS. Selain itu, ia juga mempertanyakan kesiapan Bawaslu dengan metode pelatihan saksi. "Kapan akan dilaksanakan? Sementara yang mau dilatih itu jumlah partai dikali dengan jumlah TPS," ujarnya

Berita terkait

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

1 hari lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

3 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

4 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

6 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

9 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

9 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

9 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

10 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

14 hari lalu

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

Ketua Umum PSI yang juga putra Jokowi, Kaesang Pangarep usulkan pemilu selanjutnya dengan sistem proporsional tertutup karena marak politik uang.

Baca Selengkapnya

Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

16 hari lalu

Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

Budi Arie Setiadi mengatakan Tim Cook mengapresiasi hasil pemilu presiden Indonesia atas terpilihnya Prabowo.

Baca Selengkapnya