Ketum PSI Grace Natalie pada jumpa pers di DPP PSI, Jakarta, 15 Desember 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta-Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie membeberkan tiga misi partainya jika kelak diberi amanat oleh rakyat untuk duduk di parlemen. Salah satunya, mencegah diskriminasi dengan tidak akan pernah mendukung Perda Injil atau Perda Syariah diterapkan di Indonesia.
Secara runut Grace Natalie menjelaskan misi pertama PSI adalah memproteksi para pemimpin reformis di tingkat nasional dan lokal dari gangguan para politikus hitam.
"PSI akan menjaga Pak Jokowi di DPR, menjaga Kang Ridwan Kamil di Jawa Barat, menjaga Pak Nurdin Abdullah di Sulawesi Selatan dan menjaga Ibu Risma di Surabaya," ujar Grace Natalie dalam sambutannya di acara peringatan hari jadi PSI ke-4 di Indonesian Convention Exhibition (ICE) Tangerang, Banten, Ahad, 11 November 2018.
Misi kedua, ujar Grace, PSI ingin menghentikan praktik pemborosan dan kebocoran anggaran di parlemen. "Tidak boleh lagi ada sepeserpun pun uang rakyat yang bisa dihambur-hamburkan dan dikorupsi," ujar Grace.
Misi ketiga, PSI ingin mencegah lahirnya ketidakadilan, diskriminasi dan seluruh tindak intoleransi di Indonesia. "Partai ini tidak akan pernah mendukung Perda Injil atau Perda Syariah. Tidak boleh ada lagi penutupan rumah ibadah secara paksa," ujar Grace Natalie.
Sampai saat ini Perda Syariah memang masih diterapkan di Aceh. Namun, Perda ini masih menimbulkan kontroversi dari berbagai pihak. Sejumlah lembaga swadaya masyarakat pun mengusulkan agar perda ini ditinjau ulang.
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
5 hari lalu
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.