Pengamat: Politikus Gagal Pahami Demokrasi, Isu SARA Berkembang

Jumat, 14 September 2018 20:54 WIB

Pengamat politik Boni Hargens (kiri) dan Wakil Ketua DPD La Ode Ida (kanan) menyampaikan pendapatnya saat diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta,(22/3). FOTO ANTARA/Andika Wahyu/nz/12.

TEMPO.CO, Jakarta-Pengamat politik dari Universitas Indonesia Boni Hargens mengatakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan atau SARA dalam pemilihan presiden 2019 tak akan terhindarkan. Isu tersebut dipastikan bakal beredar di masyarakat.

"Yang begini (isu SARA) pasti jalan. Itu kan strategi yang paling seksi yang bisa mereka lakukan," kata Boni usai diskusi Pemilu Damai Tanpa Sara di Cikini, Jakarta, Jumat, 14 September 2018.

Baca: Jokowi: Indonesia Merdeka Karena Pejuang Tidak Melihat SARA

Boni memperkirakan isu SARA tetap berkembang lantaran politikusnya gagal memahami kebebasan demokrasi. Mereka dinilai telah kehabisan akal untuk berpolitik secara adil. Menurut Boni penyelenggara serta pengawas pemilu perlu menetapkan aturan main yang tegas terkait dengan isu SARA. "Karena ini secara politik menguntungkan mereka tapi kita tahu itu merusak peradaban," ujarnya.

Peneliti Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan ketaatan peserta pemilu terhadap aturan yang berlaku merupakan kunci penyelenggaraan pilpres yang damai. Jika salah satu pihak melanggar, misalnya dengan memainkan isu SARA, tindakan tersebut berpotensi menimbulkan reaksi.

Simak: Perlu Keterlibatan Semua Pihak untuk Meminimalisir Isu SARA dalam ...

Menurut Karyono peserta pemilu saat ini sudah cukup memberi contoh yang baik. Dia mencontohkan calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang berpelukan. Ketua tim sukses kubu Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir, juga tetap menjaga hubungan baik dengan calon wakil presiden Prabowo, Sandiaga Uno. "Mereka menunjukkan bahwa demokrasi itu boleh berbeda tapi tidak boleh menghancurkan persatuan," ujarnya.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon sependapat dengan Karyono. Menurut dia isu SARA bukan hal baru dalam pesta demokrasi. "Tinggal bagaimana peserta pemilu memberikan contoh dan teladan," katanya.

Berita terkait

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

1 hari lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

3 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

4 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

6 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

9 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

9 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

9 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

10 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Galih Loss Minta Maaf Usai Buat Video Penistaan Agama di TikTok

11 hari lalu

Galih Loss Minta Maaf Usai Buat Video Penistaan Agama di TikTok

Galih Loss Minta maaf dan mengakui video TikTok yang diunggah menistakan agama Islam.

Baca Selengkapnya

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

14 hari lalu

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

Ketua Umum PSI yang juga putra Jokowi, Kaesang Pangarep usulkan pemilu selanjutnya dengan sistem proporsional tertutup karena marak politik uang.

Baca Selengkapnya