TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno, mengatakan pemilihan umum presiden di Negeri Jiran akan digelar lebih awal daripada di Tanah Air, yakni pada Sabtu, 5 Juli 2014.
"Pemilu presiden di wilayah kerja perwakilan RI Kuala Lumpur akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Juli 2014," kata Herman kepada wartawan Indonesia dan Malaysia saat menjelaskan kesiapan pelaksanaan pemilu oleh Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Kuala Lumpur, Rabu, 2 Juli 2014.
Sebanyak 60 tempat pemungutan suara (TPS) disiapkan untuk melayani ratusan ribu warga negara Indonesia di Kuala Lumpur dan sekitarnya. “Di KBRI sendiri ada 22 TPS dan 38 TPS lainnya di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Jadi jumlahnya 60 TPS," ujarnya.
Mantan Kepala Staf Angkatan Udara ini merinci, sebanyak 420,643 warga Indonesia tercatat dalam daftar pemilih tetap. “Sebanyak 126,422 WNI yang tinggal di sekitar Kuala Lumpur tercatat sebagai pemilih langsung di TPS. 246.625 WNI yang tinggal di luar Kuala Lumpur tercatat sebagai pemilih via pos, serta 47.596 WNI yang terkonsentrasi di pabrik dan perkebunan akan memilih via dropbox,” ujar Herman. (Baca: Begini Tim Sukses Prabowo Ancam Wartawan di Yogya)
Melihat tingginya animo masyarakat menjelang pelaksanaan pemilu pesiden, Herman berharap tingkat partisipasi pemilih dalam pemilu kali ini lebih tinggi daripada pemilu legislatif 9 April lalu. “Kalau pemilu legislatif kemarin, tingkat partisipasi pemilih di Malaysia sebesar 20 persen, diharapkan pemilu presiden ini meningkat hingga 40 persen.”
Herman menjelaskan, hari pelaksanaan pemilihan presiden yang jatuh pada Ramadan menjadi tantangan tersendiri bagi pemilih dan penyelenggara pemilu. Karena itu, berbagai upaya sosialisasi yang dilaksanakan PPLN juga harus dibantu oleh tim pemenangan kedua pasangan. “Tim sukses hendaknya juga membantu PPLN agar para pemilih mau menunaikan hak pilihnya ke tempat pemungutan suara.” (Baca:Ditanya Kasus Kereta, Hatta: 'Ah, Kamu Ngawur')
Kepada para majikan yang mempekerjakan warga Indonesia, Herman mengimbau agar para majikan mengizinkan pekerja mereka menggunakan hak pilih pada 5 Juli 2014. “Saya harapkan pada tanggal 5 Juli tersebut para majikan memberikan izin dan kesempatan kepada para pekerja asal Indonesia untuk menunaikan hak pilihnya demi menentukan pemimpin Indonesia selanjutnya.”
MASRUR