TEMPO.CO, Jakarta - Investor bernama "Tanoesudibjo Prabowo-Hatta" dikabarkan memborong empat saham MNC Group senilai Rp 869,8 miliar. Pembelian saham yang dilakukan entitas ini pun cukup kontroversial. Sebab, volumenya cukup besar dan menjadikannya salah satu pemegang saham terpenting dari empat perusahaan di bawah MNC Group. (Baca juga: Ditodong Uang, Pius Ogah Kampanyekan Prabowo)
Kabar yang dilansir portal investasi Bareksa.com menyebutkan, "Tanoesudibjo Prabowo-Hatta" membeli saham Bhakti Investama (BHIT), Media Nusantara Citra (MNCN), Global Mediacom (BMTR), dan Global Land Development (KPIG). Dana Rp 712,7 miliar dibelikan 6,13 persen saham BHIT, Rp 113 miliar dibelikan 1,38 persen saham KPIG, Rp 33 miliar untuk 0,11 persen saham BMTR, dan Rp 11,8 miliar untuk 0,03 persen saham MNCN. (Baca juga: Hatta Jadi Titik Lemah Visi Ekonomi Prabowo)
Dalam gambar yang di-posting Bareksa.com, data tersebut diambil dari data emiten Bursa Efek Indonesia yang ditampilkan oleh Bloomberg. Dalam kolom filing date atau waktu pencatatan, "Tanoesudibjo Prabowo-Hatta" masuk dalam komposisi pemegang saham BMTR pada 31 Maret 2014. Menurut Bareksa.com, transaksi ini ramai dibahas oleh analis pasar modal karena jumlahnya besar dan bernama sama dengan salah satu pasangan calon presiden. Kabar transaksi ini pun muncul menjelang pemilihan presiden 9 Juli 2014.
Menanggapi hal ini, Ketua Koordinator Nasional Relawan Pro-Jokowi (PROJO) Budi Arie Setiadi mendesak pasangan Prabowo-Hatta untuk menjelaskan masalah ini. "Sebab, integritas calon pemimpin bangsa sangat penting. Kita memerlukan pemimpin yang jujur," ujar Budi dalam keterangan tertulis. Budi juga meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) serta pihak yang berkompeten untuk memantau hal ini. "Jangan merusak demokrasi dengan uang yang tidak jelas ujung pangkalnya." (Baca juga: Tim Prabowo Adukan Iklan Mirip Jokowi ke Bawaslu)
FERY FIRMANSYAH
Berita Terpopuler
Empat Saksi Penting Hambalang Meninggal, Kenapa?
KPK Berencana Tempuh Jalur Hukum Soal Transkrip
Empat Saksi Penting Hambalang Meninggal, KPK Santai
Gang Dolly dan Tragedi Berdarah Sumiarsih