TEMPO.CO, Jakarta - Ketua tim sukses calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mahfud Md., mengatakan pihaknya tak mengadakan persiapan khusus untuk menghadapi debat calon presiden pada Ahad malam ini. Ia juga memastikan tidak ada evaluasi khusus terhadap pelaksanaan debat capres pertama yang berlangsung pada 9 Juni lalu.
Mahfud mengungkapkan tidak ada masalah dengan sejumlah media yang menyebutkan Prabowo kalah oleh calon presiden Joko Widodo dalam debat perdana. “Tapi kebanyakan rakyat justru menyatakan (Prabowo) menang. Ini kan soal siapa yang ngomong. Tidak ada evaluasi khusus, kok. Biasa saja," ujar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu ketika dihubungi, Ahad, 15 Juni 2014.
Hanya, kata dia, pada pukul 11.00-13.00 WIB kemarin ada pertemuan tim sukses Prabowo di Hambalang untuk membicarakan masalah teknis menjelang debat nanti malam. "Tidak ada diskusi khusus, hanya makan siang sambil bergurau, memastikan soal teknis untuk debat nanti. Soal materi debat, kami percayakan ke Pak Prabowo," tutur Mahfud. (Baca: Debat Capres, Prabowo Latihan Psikologi)
Menurut Mahfud, Prabowo sangat menguasai dan menghayati visi-misinya. Selain itu, capres dengan nomor urut pertama itu sudah biasa berdebat. Apalagi pertanyaan yang akan diajukan moderator bersifat rahasia. "Jadi tidak ada latihan apa pun. Rileks sajalah pokoknya," ujarnya.
Dalam debat kedua nanti, Prabowo dan Jokowi akan beradu visi, misi, program kerja, dan gagasan andalan masing-masing dalam tema “Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial'. Debat ini akan disiarkan secara langsung oleh Metro TV dan streaming oleh Bloomberg TV pada pukul 20.00. (Baca: Debat Capres, Prabowo Jaga Stamina untuk Tersenyum)
Salah satu rancangan besar visi-misi Prabowo-Hatta yakni membangun perekonomian yang kuat, berdaulat, adil, dan makmur. Di antaranya dengan meningkatkan pendapatan per kapita penduduk menjadi minimal Rp 60 juta dari Rp 35 juta, menumbuhkan ekonomi di atas 10 persen, dan menurunkan Indeks Gini dari 0,41 menjadi 0,13. Selain itu, dengan meningkatkan daya serap angkatan kerja menjadi dua juta lapangan kerja per tahun.
Adapun pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla tercatat memiliki lima program perekonomian, dari pengendalian impor pangan, program di bidang energi dan pertambangan, program di bidang perdagangan, program di bidang pariwisata, dan program di bidang industri manufaktur. (Baca: Debat Capres, Jokowi Akan Tampil `Original`)
Khusus dalam soal pengendalian impor pangan, Jokowi-JK akan mencanangkan 1.000 desa berdaulat benih hingga 2019 dan menargetkan pembukaan 3 juta hektare sawah. Adapun di bidang energi Jokowi -JK akan mendorong terobosan energi terbarukan berbasis teknologi dan mendorong revisi Undang-Undang Migas.
DEWI SUCI RAHAYU
Berita terpopuler:
Ini Bedanya Program Ekonomi Jokowi dan Prabowo
Kenaikan Gaji PNS Minimum Sebesar Inflasi
Proyek Jalan Tol Medan-Binjai Sepi Peminat