TEMPO.CO, Surakarta - Pakar pemasaran Hermawan Kartajaya menilai kedua calon presiden yang tengah berbersaing saat ini sama-sama punya peluang menang meski berbeda gaya. Sebab, ada sebagian masyarakat Indonesia yang masih berpikiran seperti pada zaman feodal.
“Sehingga pemimpin ditempatkan berbeda dengan rakyat. Hubungannya vertikal, dari atas ke bawah,” kata Hermawan di sela-sela Festival Marketing di Surakarta, Kamis, 12 Juni 2014. Keinginan ini biasanya dimiliki generasi tua, laki-laki, dan yang tak pernah bersentuhan dengan Internet. (Baca: Ini Kekuatan Jokowi dan Prabowo di Debat Capres)
Sebaliknya, menurut dia, ada sebagian masyarakat yang menginginkan pemimpin yang setara dengan rakyatnya dan tidak berjarak. “Terutama hal ini diinginkan generasi muda, perempuan, dan yang melek Internet.”
Hermawan mengatakan Prabowo Subianto menggunakan pendekatan vertikal atau sebagai pemimpin yang sengaja menjaga jarak dengan rakyat. Sedangkan Joko Widodo cenderung memakai pendekatan horisontal. “Terbukti Jokowi kerap blusukan dan berusaha dekat dengan rakyat,” tuturnya. (Baca: Ahok Mulai Blusukan ala Jokowi)
Model pendekatan horisontal, inklusif, dan sosial itu pula, menurut dia, yang menjadi bagian dari tren pemasaran gaya baru, yaitu gelombang 3.0. Model pemasaran tersebut menekankan pada pendekatan kepada calon konsumen--seorang tenaga penjual berusaha menjadi bagian dari konsumen tanpa melihat latar belakang konsumen.
Karena itu, dia menilai pemilu presiden kali ini menjadi pembuktian apakah masyarakat Indonesia bisa menerima sesuatu hal yang baru. “Yaitu pemimpin yang menerapkan cara baru dalam memasarkan produk atau program dan personalnya,” ujar Hermawan. (Baca: Di Pasar Tambun, Hatta: Saya 14 Tahun Blusukan)
Sebelumnya, pengamat politik, Gun Gun Heryanto, mengatakan cara berkomunikasi masing-masing pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla, memiliki kelebihan serta kekurangan. Menurut dia, kedua pasangan kandidat tersebut menarik. "Kedua-duanya kontras," kata Gun, yang juga dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin lalu.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita terpopuler:
Moderator Debat Capres Jawab Kritik Lewat Twitter
Ini Raeni, Anak Tukang Becak Peraih Beasiswa ke Inggris
Ditinggal Jokowi, Ahok: Tanganku Pegal