TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Soegeng Sarjadi School of Goverment Fadjroel Rachman mengatakan mayoritas masyarakat dari kelompok kelas menengah lebih memilih pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dibanding Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. "Pasangan Jokowi-Jusuf Kalla lebih disukai daripada Prabowo-Hatta," kata Fadjroel seusai diskusi "Presiden dan Wakil Presiden Pilihan Rakyat: Status Quo Vs Perubahan" di Hotel Four Season, Kamis, 5 Juni 2014.
Menurut Fadjroel, dalam menentukan pilihan politik, masyarakat kelas menengah cenderung lebih independen dan obyektif dalam menentukan pilihan. Mereka terbiasa mencermati visi dan misi para kandidat melalui berbagai media, seperti televisi, situs online, dan media cetak. Selain itu, pemilih dari kelompok kelas menengah lebih obyektif.
Berdasarkan telesurvei SSG terhadap 1.250 responden, sebanyak 42,65 persen responden memilih Jokowi-Jusuf Kalla. Hanya 28,35 persen yang memilih Prabowo-Hatta. Sedangkan 29 persen lainnya belum menentukan pilihan. Sebanyak 82 persen responden tersebut berpendidikan minimal tamat SMA. Sebanyak 64 persen berpenghasilan di atas Rp 2,25 juta per bulan.
Survei tentang preferensi pemilih kelas menengah ini dilakukan dengan metode wawancara telepon pada 26 Mei-4 Juni dengan simpangan kesalahan 2,78 persen. Narasumber yang ditelepon berada di sepuluh kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Balikpapan, Bali, Medan, Makassar, Semarang, Palembang, dan Yogyakarta. (Baca: Dukung Prabowo, Hary Tanoe Siapkan Dana Kampanye)
Fadjroel mengatakan, menjelang pemilihan presiden, pilihan masyarakat kelas menengah masih mungkin berubah. Bisa saja makin mendukung Jokowi-Jusuf Kalla, atau sebaliknya beralih mendukung Prabowo-Hatta. "Masyarakat kelas menengah bukanlah pemilih fanatik," katanya. (Baca juga: Rekening Dana Kampanye Jokowi Hanya Tiga)
Salah satu faktor yang bisa mengubah pilihan responden, kata Fadjroel, adalah munculnya kampanye kritis tentang salah satu pasangan. Kampanye kritis, kata dia, bukanlah kampanye hitam yang berisi fitnah, tetapi lebih berisi informasi tentang sepak terjang, kekurangan, dan kelemahan calon. "Masih ada waktu sebulan bagi para kelas menengah untuk mencermati rekam jejak para kandidat."
IRA GUSLINA SUFA
Berita Terpopuler
Menteri Suswono Sebut Dua Kader PKS Terima Duit
Penyerang Umat Katolik Bawa Samurai dan Penyetrum
Besok, SBY Lantik Lukman Hakim sebagai Menteri
KPK Sita Satu Unit Apartemen Senopati