TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan partainya tidak akan terjebak pada pola kampanye sindiran (sarkasme). “Pola kampanye sarkasme itu tidak mendidik rakyat,” katanya melalui pesan BlackBerry Messenger, Ahad, 23 Maret 2014.
Ia mengakui setelah pendeklarasian Joko Widodo sebagai calon presiden banyak serangan ke partai banteng itu. Namun, kata Basarah, PDIP tidak akan membalas serangan politik yang dilakukan rival-rivalnya. Termasuk gencarnya serangan dari calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto. (Baca: Sering Bicara Sinis, Gerindra Klaim Prabowo Junjung Kebenaran).
Menurut Basarah, jabatan publik bukan satu-satunya tujuan partai. Ada hal-hal yang lebih esensial dari perebutan jabatan publik, yakni tanggung jawab partai dalam pendidikan politik untuk rakyat. Sebab, pendidikan politik rakyat jika dilakukan dengan benar akan menciptakan manusia yang paham hak dan kewajiban sebagai warga negara.
Sebelumnya Prabowo berulang kali melontarkan pernyataan pedas terhadap calon presiden dari partai lain dalam setiap kampanyenya. Saat menghadiri acara Deklarasi Indonesia Bisa untuk Prabowo Subianto Presiden 2014, misalnya, Prabowo mengaku senang ada organisasi masyarakat yang berani terus terang menyatakan sikapnya. (Baca: Sindir Capres Lain, Prabowo: Kau Pembohong!)
Keterusterangan ini, menurut Prabowo, patut dipuji karena saat ini banyak pemimpin yang bermain dua kaki. "Sikap terbuka dan tegas sering tidak tampak di masyarakat kita. Yang menonjol justru sikap-sikap pasang kaki di mana-mana. Sikap bohong. Sikap tidak menepati janji," kata Prabowo. (Baca pula: Pesan Prabowo: Jangan Mau Dipimpin Tukang Bohong).
LINDA TRIANITA