TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Muhammad Yusuf mengatakan pihaknya belum bisa menyampaikan hasil analisis rekening atau aliran dana mencurigakan dari para calon legislator.
Sebab, kata dia, setiap hari PPATK menerima ribuan data yang harus dianalisis. "Belum bisa disampaikan karena belum tuntas," kata Yusuf ketika dihubungi Tempo, Rabu, 19 Maret 2014.
Sebelumnya, Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Agus Santoso mengatakan pihaknya telah mendeteksi para calon legislator yang mengandalkan uang dalam upaya merebut kursi.
Agus enggan menyebutkan berapa jumlah caleg yang ditengarai menggunakan modus politik uang. Namun ia mengamini ketika Tempo menanyakan jumlahnya hingga miliaran rupiah. "Saya tidak bisa sebutkan jumlah orangnya dulu, tapi kami memang melihat ada jumlah aliran dana yang fantastis seperti itu," ujar Agus.
Pemilu legislatif akan dilaksanakan pada 9 April 2014. Pemilu melibatkan 6708 caleg DPR, 23.287 caleg DPRD provinsi, 200.874 caleg DPRD kabupaten atau kota, dan 929 caleg Dewan Perwakilan Daerah.
Peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia, Teguh Dartanto, mencoba menghitung duit atau investasi yang perlu dikeluarkan oleh caleg ketika maju dalam Pemilihan Umum 2014.
Berdasarkan pada teori investasi klasik, kata dia, rata-rata nasional dana yang optimal dan wajar adalah Rp 787 juta sampai Rp 1,18 miliar untuk Dewan Perwakilan Rakyat dan Rp 320 juta hingga Rp 481 juta untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan bergantung pada daerah pemilihan.
TIKA PRIMANDARI
Terpopuler:
Anwar Ibrahim Akui Pilot MH370 Kerabatnya
Kader Gerindra Gugat Jokowi ke Pengadilan Besok
SBY Jajan Tahu di Mal, Wartawan Dilarang Motret