TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta masyarakat untuk memenangkan Joko Widodo sebagai Presiden RI periode 2014-2019. Bagi Megawati, Jokowi adalah banteng yang bisa membawa perubahan untuk Indonesia.
"Saya kasih (calon presiden) kerempeng. Biar kerempeng tapi banteng. Bantu dia jadi presiden. Siapa lagi kalau bukan kalian yang bisa (membantu)," kata Megawati di hadapan ribuan pendukungnya dalam kampanye terbuka di Lapangan Thor, Gelora Pantjasila, Surabaya, Senin, 17 Maret 2014.
Megawati akan menyalahkan para pendukungnya jika ternyata Jokowi kalah. "Kalau ora dadi, dudu salahe Ibu (kalau tidak jadi, bukan salah Ibu), salahe kalian semua. Karena sudah saya kasih tidak kalian jaga," kata Megawati.
Megawati mengatakan mandat yang diberikannya kepada Jokowi tidak lain karena permintaan masyarakat. Banyak masyarakat, terutama simpatisan PDIP, yang meminta Jokowi ditetapkan sebagai calon presiden. "Saya sudah berikan apa yang kalian minta. Jokowi sudah saya berikan. Maukah saudara-saudara mengamankan (Jokowi)?" tanya Megawati.
Spontan, para pendukung langsung menjawab, "Siap!". Megawati lalu menyindir para simpatisan PDIP untuk tidak banyak berbicara, tapi lebih banyak berbuat. "Tidak perlu berkata-kata. Jagalah TPS-TPS itu dari kecurangan-kecurangan."
Demokrasi Indonesia, kata anak Presiden RI pertama itu, selama ini terkoyak lewat empat hal, yakni melalui Komisi Pemilihan Umum, permainan intelijen, politik uang, dan perhitungan suara. Keempatnya menjadi pintu masuk kecurangan yang semakin vulgar pada era reformasi ini.
Pemilu, kata Megawati, bukan hanya berkumpul di lapangan atau datang ke tempat pemungutan suara untuk mencoblos kemudian mendengarkan hasil perhitungan suara. Namun pemilu sebagai simbol kedaulatan rakyat untuk memberikan hak pilihnya secara demokratis kepada siapa pun yang mereka inginkan. Sedangkan pada masa reformasi sekarang ini, kata Mega, pemilu diwarnai dengan politik uang. Masyarakat melupakan hak pilihnya dan rela menjual harga diri demi uang.
Kampanye perdana PDIP di Jawa Timur diikuti seluruh kader partai. Di antaranya, Wakil Sekretaris Jenderal Hasto Kristianto Hardjodisastro, anggota DPR RI Indah Kurnia, mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat, mantan Kapolri Da'i Bachtiar, mantan Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Meski menjadi juru kampanye nasional, tapi Risma tidak berorasi. Ia hanya duduk di panggung sebelah barat. Dari atas panggung, Risma yang berpakaian batik merah bata itu terlihat menanggapi para pendukung di depan panggung yang mengelu-elukannya. Sesekali ia tertawa melihat tingkah laku para pendukungnya dan bercanda dengan mereka.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Topik terhangat:
Kampanye 2014 | Jokowi Nyapres | Malaysia Airlines | Pemilu 2014 | Kasus Century
Berita terpopuler lainnya:
Sindir Megawati, Prabowo: Kalau Manusia...
Sindir Jokowi, Prabowo: Jangan Pilih Capres Boneka
Prabowo Sempat Dilarang Berikan Topi ke Kader
Prabowo Curhat Soal Perjanjian Batu Tulis