Bagi-bagi Uang Warnai Kampanye di Yogya  

image-gnews
SI KORA maskot pemilu saat gladi bersih dalam acara Deklarasi Kampanye Pemilu berintegritas dan pawai/ karnaval kendaraan hias parpol di lapangan Monumen Nasional (15/3). Tempo/Aditia Noviansyah
SI KORA maskot pemilu saat gladi bersih dalam acara Deklarasi Kampanye Pemilu berintegritas dan pawai/ karnaval kendaraan hias parpol di lapangan Monumen Nasional (15/3). Tempo/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Panitia Pengawas Pemilu Kota Yogyakarta menerima sejumlah laporan dugaan bagi-bagi uang yang dilakukan calon anggota legislatif pada hari pertama kampanye, Minggu, 16 Maret 2014. Ketua Panwaslu Kota Yogyakarta Agus Triyatno mengatakan laporan itu diterima dari Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakumdu).

Pengawas dari Gakumdu mencatat ada tiga lokasi tempat bagi-bagi uang, yakni di Terban oleh calon legislator dari Partai Nasional Demokrat (NasDem), di Umbulharjo oleh caleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan di Kecamatan Keraton oleh caleg dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

"Modusnya hampir serupa, dilakukan bersamaan dengan pemberian door prize untuk warga," kata Agus kepada Tempo, Senin, 17 Maret 2014. (Baca: Tak Lapor Dana Kampanye, 46 Caleg di NTT Dicoret )

Panwaslu, kata Agus, menindaklanjuti dengan menggelar rapat pleno dan memangggil masing-masing pengawas di lapangan. Namun, dalam rapat pleno tidak ada satu pun laporan yang dapat ditindaklanjuti ke ranah pidana pemilu. "Kami kekurangan alat bukti karena saat aksi itu tidak ada kalimat ajakan untuk memilih dan bentuknya terkemas dalam door prize," katanya.

Menurut Agus, Panwaslu sering kali terbentur peraturan Komisi Pemilihan Umum dan Undang Undang Pemilu yang menuntut syarat akumulatif. Misalnya, sudah ada laporan tapi tidak ada warga yang mau menyerahkan bukti uang yang dibagi, atau sudah ada bukti pembagian uang tapi tidak disertai dengan penyampaian visi-misi atau ajakan memilih.

Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak Januari 2014, ujar dia, sudah 15 laporan politik uang yang dibawa ke rapat pleno Panwaslu. Namun gagal ditindaklanjuti ke ranah pidana karena kekurangan bukti. (Baca: Panwaslu Bandar Lampung Sita 10 Ton Gula)

Selain itu, meski kampanye terbuka hari pertama hanya diikuti dua partai, yakni NasDem dan PKS, partai lain juga makin intensif menggelar kampanye tertutup dalam bentuk pertemuan dengan warga. Misalnya, pertemuan yang digelar PDIP di Kecamatan Keraton.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Angka Keramat Nawacita

28 April 2015

Angka Keramat Nawacita

Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.


Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

17 Desember 2014

Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengacungkan tiga jari saat konferensi pers di rumah dinas Gubernur, Jakarta (21/8). Dalam Konferensi pers Jokowi mengapresiasi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak semua gugatan atas sidang sengketa perselisihan hasil pemilu presiden. Tempo/Aditia Noviansyah
Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.


Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

5 Agustus 2014

Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setiyardi Budiono (kanan) didampingi Pengacaranya, Hinca Panjaitan (kiri) tiba memenuhi panggilan pemeriksaan di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 23 Juni 2014. Setelah mangkir pada pemeriksaan perdana, hari ini Setiyardi hadir untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut


Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

9 Juli 2014

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan mendukung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo maju sebagai capres 2014 kepada wartawan di Balaikota, Jakarta Pusat, Jakarta (14/3). Dalam keterangannya Ahok menyatakan siap menggantikan posisi Gubernur dan mendukung pencalonan Jokowi sebagai presiden dari partai PDI-P. ANTARA/Muhammad Adimaja
Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.


Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

8 Juli 2014

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.


Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

6 Juli 2014

Calon presiden nomor urut dua Joko Widodo mengacungkan jari membentuk simbol
Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.


Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

5 Juli 2014

Hatta Rajasa. TEMPO/Aditia Noviansyah
Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.


Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

5 Juli 2014

Tabloid Obor Pro Jokowi Beredar di Garut
Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.


Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

5 Juli 2014

Capres, Joko Widodo menyampaikan orasinya pada kampanye terbuka bersama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di lapang Tegalega, Bandung, Jawa Barat. 3 Juli 2014. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.


Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

5 Juli 2014

Anak anak kecil bersalaman dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo usai meresmikan kampung deret di Petogogan, Jakarta Selatan (3/4). Sebanyak  123 unit rumah warga yang direhab di RW 03 dan 05, kini siap di huni dengan berbagai fasilitas seperti taman dan wifi gratis. TEMPO/Dasril Roszandi
Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.