TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kembali duduk di posisi pertama dalam survei tingkat keterpilihan calon presiden. Dari hasil jajak pendapat yang dilakukan Pusat Kajian Pancasila, Hukum, dan Demokrasi Universitas Negeri Semarang, pria yang akrab disapa Jokowi ini memiliki elektabilitas 20,28 persen.
"Keterpilihan Jokowi tertinggi," katanya Direktur Pusat Kajian, Arif Hidayat, saat memaparkan hasil survei Menakar Potensi Modal Sosial dan Politik Capres Muda di Pilpers 2014 di Jakarta, Ahad, 9 Februari 2014. Hasil ini bertentangan dengan penelitian Lembaga Survei Nasional yang menyatakan publik Jakarta lebih memilih Megawati untuk maju sebagai calon presiden PDI Perjuangan ketimbang Jokowi, yang juga kader partai itu.
Tokoh muda lain yang memiliki tingkat keterpilihan tinggi, Arif melanjutkan, adalah Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso dengan 16,26 persen. Disusul calon Wakil Presiden dari Partai Hanura Harry Tanoesoedibjo sebanyak 11,3 persen, dan Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid 10,09 persen.
Survei ini dilakukan pada 3 Januari-9 Februari lalu dengan jumlah responden 1.070 orang yang tersebar di 34 provinsi. Responden yang dipilih adalah mereka yang sudah memiliki hak pilih pada Pemilu 2014 dan bukan TNI/Polri aktif. Tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dengan margin of error sekitar 3 persen. Sedangkan pengambilan data dilakukan melalui teknik wawancara dengan bantuan kuisioner.
Adapun tokoh yang dipolingkan berkriteria capres muda dengan rentang usia 35-55 tahun pada 2014, kerap muncul di media, masuk jajaran elit politik, mempunyai pengaruh dan basis massa.
Arif mengatakan, munculnya nama-nama muda tersebut merupakan obat tawar bagi pemilih atas kejenuhan publik terhadap tokoh-tokoh lama. Soalnya, pemilihan presiden 2014 masih diminati calon presiden lama yang bertarung di pemilu sebelumnya, seperti Megawati Soekarno Putri, dan Wiranto. "Veteran perang pilpres masih tergoda untuk mencalonkan diri," katanya.
Dia menyarankan agar tokoh muda yang memiliki elektabilitas tinggi ini dimanfaatkan untuk menjadi calon presiden 2014. Sebab, pada pemilu berikutnya bisa jadi mereka tak lagi diminati publik. "Pemilihan 2019 mereka sudah jadi tokoh tua," ujarnya.
NUR ALFIYAH
Berita Lainnya:
Tak Ada Mobil Presiden, Angkot pun Jadi
Soal Suami Airin, Aura Kasih Siap Dipanggil KPK
Di Balik Ziarah PM Singapura ke Makam Usman-Harun
Kecelakaan Mobil, Maicon Pereira Wafat